Sekarang kita jalan - jalan lagi ke kota Tua Jakarta Yuuks ...
Hari itu sebenarnya puanaaasss bingitss, tapi demi menemani Lina Harahap, cewek kalem asal medan ini cari pernak pernik di Asemka maka kami sekalian berkeliling ke Kota Tua Jakarta
Gedung pertama yang kami datangi adalah Museum Bank Mandiri. Gedung ini beralamat di jalan lapangan stasiun 1, Jakarta Barat atau sering di sebut Jalan Pintu Besar Utara 1. kami naik busway dari terminal Pinang Ranti lalu transit di halte BNN untuk lanjut jurusan Harmoni dan lanjut lagi ke Stasiun Kota. Museum ini tepat berada di seberang terminal pemberhentian terakhir bus Trans Jakarta. Jika mau naik kereta turun di stasiun Jakarta Kota yang letaknya juga berseberangan dengan museum.
Minggu, 27 April 2014
Wisata Kota Tua Jakarta : Taman Fatahilah, Museum Sejarah, Museum Wayang, Museum Keramik dan Seni Rupa, Kantor Pos Indonesia
Kami hanya berjalan beberapa menit setelah turun dari Halte Trans Jakarta atau stasiun kota. Petunjuk arah yang bertebaran membuat kemudahan bagi pengunjung yang datang dari luar kota atau manca negara yang ingin berkunjung.
Kamis, 17 April 2014
Wisata Pulau Bintan : Kelenteng Guan Sheng Di Jun
Hayaaa .... masih di perjalanan
antara Tanjung Uban dan Kawasan Lagoi kami kembali mampir ke sebuah Kelenteng
yang terletak di Kecamatan Sebong Pereh. Kelenteng ini dikenal dengan nama “
Kelenteng Guan Sheng Di Jun”
Senin, 14 April 2014
Eat and Travel with B Blog competition : Sate Gonggong dan Otak - Otak dari Pulau Bintan
Selama jadi anak rantau di Pulau Batam aku banyak mengunjungi tempat indah yang tersebar di sekitar Kepulauan Riau salah satunya adalah Pulau Bintan. Menuju ke Pulau ini harus menyeberang dengan menggunakan kapal roro dari pelabuhan Punggur menuju ke Pelabuhan Tanjung Uban untuk kemudian dilanjutkan melalui jalan darat menuju berbagai tempat wisata seperti kawasan Lagoi atau Pantai Trikora.
Ada yang menarik dari perjalanan kami
dari Pelabuhan Tanjung Uban menuju Kawasan Lagoi. Di tengah perjalanan kami menemukan
warung kecil di tepi jalan yang menjual otak – otak dan Sate Gonggong. Warung tersebut sangat sederhana tapi hampir setiap orang yang melintas di sepanjang jalan akan mampir untuk membeli makanan unik ini. Kadang beberapa di antaranya harus rela mengantri. Tulisan berwarna merah dengan ukuran cukup besar menarik minat wisatawan berhenti untuk mencicipi atau melihat proses pembuatan sate atau otak - otak oleh makcik iyam, si pemilik warung.
Letak warung tidak jauh dari pantai Sekilak yang cukup ramai oleh pengunjung jika hari libur. Menurut makcik Iyam, penghasilanya berjualan sate gonggong sangat tergantung dengan kondisi laut. Jika air sedang pasang maka hasil melaut sang suami untuk mencari gonggong akan berkurang, karena itulah mereka membuat tempat khusus untuk meletakkan gonggong hidup hasil tangkapan agar selalu segar, manis dan gurih jika hendak dibuat sate.
Letak warung tidak jauh dari pantai Sekilak yang cukup ramai oleh pengunjung jika hari libur. Menurut makcik Iyam, penghasilanya berjualan sate gonggong sangat tergantung dengan kondisi laut. Jika air sedang pasang maka hasil melaut sang suami untuk mencari gonggong akan berkurang, karena itulah mereka membuat tempat khusus untuk meletakkan gonggong hidup hasil tangkapan agar selalu segar, manis dan gurih jika hendak dibuat sate.
By the way dari tadi aku menulis tapi kalian tau gonggong gaakkkk? Itu bukan daging anjing lhooo karena disebut gonggong hihihi
Gonggong adalah kerang berwarna putih
bersih yang hidupnya di laut. Daging kerang ini
manis dan juga gurih. Biasanya aku hanya makan gonggong rebus yang
dicolek dengan sambal terasi atau saus. Namun kali ini dibuat sate.
Cara membuatnya setelah gonggong dicuci bersih dari pasir dan kotoran lalu diambil bagian dalam dengan mencungkil hmmm .... apa ya kalimat yang bagusnya? di tarik dengan menggunakan garpu kecil yang jerujinya tinggal satu yakni bagian tengah. Gunanya sih supaya lebih mudah karena terkadang daging gonggong menempel erat dengan bagian badannya. Setelah terkumpul banyak lalu dicuci bersih lagi untuk kemudian dicampur dengan bumbu yang sudah diulek yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, jahe, lengkuas. Setelah didiamkan beberapa saat lalu mulailah menyusun potongan gonggong pada tusuk sate. Satu tusuk berkisar antara lima - enam buah gonggong. Pembakaran yang dibuat dari batok kelapa dan arang yang sudah menjadi bara siap untuk membakar sate. Aroma lezat langsung memancar sesaat suami makcik Iyam mengipasi puluhan sate yang berjejer rapi.
Sebagai pelengkap, sate ini beda dengan sate pada umumnya karena tidak menggunakan bumbu kacang atau kecap melainkan sambal cair yang terdiri dari cabai, bawang putih, bawang merah dan sedikit jahe yang lumayan pedas.
Cara membuatnya setelah gonggong dicuci bersih dari pasir dan kotoran lalu diambil bagian dalam dengan mencungkil hmmm .... apa ya kalimat yang bagusnya? di tarik dengan menggunakan garpu kecil yang jerujinya tinggal satu yakni bagian tengah. Gunanya sih supaya lebih mudah karena terkadang daging gonggong menempel erat dengan bagian badannya. Setelah terkumpul banyak lalu dicuci bersih lagi untuk kemudian dicampur dengan bumbu yang sudah diulek yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, jahe, lengkuas. Setelah didiamkan beberapa saat lalu mulailah menyusun potongan gonggong pada tusuk sate. Satu tusuk berkisar antara lima - enam buah gonggong. Pembakaran yang dibuat dari batok kelapa dan arang yang sudah menjadi bara siap untuk membakar sate. Aroma lezat langsung memancar sesaat suami makcik Iyam mengipasi puluhan sate yang berjejer rapi.
Sebagai pelengkap, sate ini beda dengan sate pada umumnya karena tidak menggunakan bumbu kacang atau kecap melainkan sambal cair yang terdiri dari cabai, bawang putih, bawang merah dan sedikit jahe yang lumayan pedas.
Di sini harga sate gonggong
dijual Rp 1.500/tusuk dan otak – otaknya Rp 1.000/buah. Kami bisa memesan otak
– otak yang dibuat dari kerang ataupun cumi dengan rasa asli tanpa campuran
apapun. Hm, rasanya ...... mantaappppppp
Semoga pengalaman kulinerku di Pulau Bintan ini bisa jadi referensi bagi siapa saja yang sedang jalan - jalan ke Pulau Bintan dan sekitarnya. Bagi masyarakat melayu makanan ini merupakan salah satu ciri khas yang sering dijadikan referensi sebagai oleh - oleh.
Semoga pengalaman kulinerku di Pulau Bintan ini bisa jadi referensi bagi siapa saja yang sedang jalan - jalan ke Pulau Bintan dan sekitarnya. Bagi masyarakat melayu makanan ini merupakan salah satu ciri khas yang sering dijadikan referensi sebagai oleh - oleh.
Wisata Pulau Bintan : Park dan Reservoir, Lagoi
Masih di kawasan Lagoi kami masuk ke
Park & Reservoir yang merupakan taman bermain yang disediakan untuk umum.
Tiket masuk seharga Rp 5.000/orang kami sudah bisa menikmati hamparan taman
yang luas dan bersih. Pepohonan yang diatur sedemikian rupa dan jalan berliku
lengkap dengan bukit – bukit kecil yang sengaja dibuat.
Wisata Pulau Bintan : Bintan Sayang Resort
Masih di perjalanan dari Tanjung Uban
menuju Kawasan Lagoi kami mampir ke sebuah Resort yang letaknya di pinggir
laut. Bintan Sayang Resort ini terletak di Jalan Kampung Pasir, Sebong Pereh,
Bintan Utara.
Jumat, 11 April 2014
Wisata Pulau Bintan : Kampoeng Lagoi dan Pasar Oleh - Oleh, Lagoi
Masih di seputaran kawasan Lagoi
terdapat pasar Oleh – Oleh. Pasar ini menjual berbagai macam souvenir ciri khas
seluruh daerah di Indonesia. Sepertinya pasar ini diperuntukan bagi wisatawan manca negara yang
ingin berbelanja saat mereka sedang berkeliling dengan menggunakan mobil atau
sepeda.
Wisata Pulau Bintan : Nirwana Garden, Lagoi
Hai, mari kita jalan – jalan lagihhhhhh
Kali ini kita menuju Pulau Bintan
yang merupakan Pulau terbesar di Kepulauan Riau. Aku dan teman – teman mengunjungi bagian
utara pulau ini yang sangat terkenal bagi wisatawan dalam dan luar negeri yang dikenal dengan Kawasan Lagoi.
Untuk menuju Pulau Bintan kami
menyeberang dari Pelabuhan Telaga Punggur dengan menggunakan kapal Roro atau
Speed Boat. Kapal Roro ini selain
digunakan untuk mengangkut penumpang juga sebagai kapal penyebrang bagi
truk yang membawa hasil bumi atau
sembako ke wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya. Harga tiket Rp 19.000/orang dengan
lama perjalanan sekitar 50 menit ke Pelabuhan Tanjung Uban.