Kali ini aku dan teman – teman
kembali menyusuri sebagian kampung tua yang berada di Batam. Kampung ini bernama Kampung Tua Melayu yang
termasuk dalam kelurahan Batu Besar, Nongsa. Menurut cerita orang yang pertama
kali menetap dan membuka lahan pada kampung ini adalah M. Akib seseorang yang
berasal dari Malaka, Malaysia. Hingga akhir hayatnya beliau meninggal dan
dimakamkan di kampung ini. Anak keturunan, kerabat dan saudara yang tersisa masih setia
menetap sebagai penduduk asli. Saat ini
pendatang dari berbagai daerah sudah menjadi bagian dari penduduk. Kebanyakan
dari mereka berasal dari Tanjung Uban, Pulau Ngenang, Pulau Bintan atau daerah
lainya di sekitar kepulauan Riau.
|
Gapura |
Kampung ini tidak jauh berbeda
dengan kampung tua lainya. Di pintu masuk juga terdapat pigura yang menandakan
keberadaanya. Masuk lebih dalam akan banyak di temukan deretan rumah penduduk
bergaya sederhana atau modern. Terlihat banyak orang tua yang sedang duduk
merajut jaring untuk menangkap ikan dan anak - anak yang tampak riang bermain bersama. Pohon kelapa yang bertebaran menghiasi
sepanjang jalan. Sekolah dasar, klinik, balai desa hingga mesjid tersedia sebagai sarana bagi penduduk.
|
Pemukiman penduduk |
|
Pemukiman penduduk |
|
Mesjid |
|
Keceriaan anak - anak |
Pada bagian tengah kampung
terdapat cagar budaya berupa rumah adat yang disebut Rumah Melayu Limas
Potong. Rumah ini menjadi salah satu
daya tarik bagi wisatawan yang ingin berkunjung dan dibangun sesuai ciri khas
tanah melayu. Pada bagian atasnya terdapat profil lebah bergayut . Di bagian
depan terdapat tangga yang menhubungkan dengan balkon. Rumah ini berbentuk
rumah panggung yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah.
Dinding rumah terbuat dari papan yang disusun dan di cat berwarna coklat muda
lengkap dengan jendela yang dihiasi ukiran khas melayu. Pilar bagian depan
rumah di cat berwarna putih. Halaman samping di tumbuhi rumput hijau dan di
halaman depan terdapat rimbunan bunga aneka warna. Rumah ini dikelilingi pagar
pendek besi namun tidak dalam keadaan
terkunci sehingga pengunjung hanya perlu mendorong untuk membukanya.
|
Obyek Wisata |
|
Rumah Limas Potong |
|
Rumah tampak samping |
|
Rumah tampak belakang |
Di ujung kampung ini terdapat
pantai yang cukup dikenal bagi penduduk pulau Batam yaitu Pantai Melayu. Pantai ini biasanya ramai jika akhir pekan atau hari libur. Tiket masuk
hanya Rp 5.000/orang dan sudah bisa menikmati sajian live music berupa organ
tunggal pada panggung yang tersedia. Pengelola pantai sengaja membangun
banyak gazebo sebagai tempat berteduh dengan menyewa Rp 25.000. Penyewaan ban juga tersedia untuk anak – anak
yang ingin berenang. Beberapa perahu nelayan tampak bersandar di sekeliling pantai. Perahu ini jika hari libur sering di sewa pengunjung untuk berkeliling ke seputaran pantai. Sangat menguntungkan karena bisa menjadi lahan tambahan baru bagi penduduk sekitar.
|
Suasana Pantai Melayu |
|
Suasana Pantai Melayu |
|
Deretan perahu nelayan |
Agak disayangkan kebersihan
pantai ini kurang terjaga. Terlihat tumpukan sampah dan reruntuhan sabut dan
pohon kelapa di berbagai sudut. Saat berenang agak ketengah dapat ditemukan kerang berbagai bentuk yang unik dan bisa dibawa pulang sebagai hiasan. Meski begitu pantai ini tetap menjadi salah
satu tenpat wisata yang banyak dikunjungi karena letaknya tidak terlalu jauh
dari pusat kota
Batam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar