Pertengahan Desember tahun lalu
keluarga besar kami berkeliling kota Bandung. Hm, sebenarnya nggak keliling
juga sih karena hotel tempat kami menginap di Grand Hyatt Regency sangat nyaman
jadi enggan keluar kamar. Berangkat dari
Jakarta sekitar jam delapan pagi ( agak
kesiangan karena krucil – krucil yang
rempong dengan perkakasnya hehe ) dengan
suasana sangat cerah membuat kami yakin jalan tol sepanjang Cipularang akan
macet. Ternyata tidaaak ... wah
senangnya! Kemacetan baru di temukan saat mendekati pintu tol Pasteur.
Sepanjang pintu tol banyak penjual yang menjajakan aneka penganan khas Bandung
seperti Cimol atau Opak. Tahu opak gaak? Itu lho singkong yang diparut, diberi bumbu dan dicetak sangat tipis berbentuk lingkaran besar lalu
digoreng. Kami membeli opak seharga Rp
10.000 untuk 3 bungkus. Rasanya renyah dan gurih sangat beda dengan opak yang
biasa kutemukan di jalan Jakarta jika di gigit kudu berantem dulu karena
kerasnya.
Waktu menunjukkan pukul sebelas
siang dan perut yang cuma diganjal camilan sudah menagih makanan berat. Kami meluncur ke daerah Dago Pakar yang
terkenal dengan banyak restoran menyuguhkan pemandangan bagus. Pilihan kami
jatuh pada Lisung Restaurant yang letaknya agak jauh ke dalam. Tempat parkir
motor dan mobil dibuat terpisah dan sayangnya tidak terlalu luas. Sepertinya
jika pengunjung penuh harus siap parkir di luar resto. Tapi tenang, bapak
security siap sedia di depan dan bertugas dengan ramah mengatur lalu lalang
kendaraan.
Tulisan di atas pintu masuk, ada yang tahu artinya? |
Restaurant ini bertemakan rumah
kayu dengan arsitektur sebagian besar menggunakan kayu. Terdiri dari tiga
lantai dengan konsep yang beda satu sama lain.
Lantai paling bawah terdiri dari beberapa gazebo dengan pilihan bisa
lesehan atau menggunakan kursi. Lantai dua atau bagian tengah terdiri dari meja
juga kursi dengan bentuk dan warna yang unik. Ada meja yang terbuat dari kayu
dengan potongan kotak dan meja yang dibentuk seperti perahu dengan warna kuning
dan merah. Nah, tempat favorit bagi pengunjung adalah lantai atas. Di lantai
ini pengunjung bisa melihat pemandangan luas kota Bandung tanpa terhalang pohon
atau tanaman seperti di lantai bawah. Di
sini terdapat sofa yang empuk selain kursi dan meja dari kayu. Hm, keluarga
besarku langsung menempati keseluruhan sofa dari ujung ke ujung ... hihihi,
agak serakah ya! Tapi suer deh memang keluargaku banyak ada sekitar 12 orang
dewasa dan empat anak kecil. Jadi gak heran dong jika siang itu lantai atas
hampir dikuasai oleh keluargaku.
Gazebo, di lantai bawah |
Tangga menuju lantai bawah |
Lantai dua |
Suasana yang sejuk membuat kami
sangat nyaman dan langsung memesan aneka menu yang tampaknya sangat
menggiurkan. Resto ini tidak hanya menjual menu lokal tapi juga internasional
seperti steak, pizza dan spaghetti. Menu rekomen dari akang waiter adalah Nasi
Panggang Lisung, Nasi Panggang Kompeni, Mie Rawit, Iga Bakar hingga Sop Iga.
Berhubung semua kelaparan aku hanya
sempat memfoto beberapa makanan saja
Mie cabe rawit |
Sop Iga |
chicken gordon bleu |
Nasi panggang Lisung |
Harga makanan di resto ini mulai
dari Rp 25.000 – Rp 75.000. Pelayananya cukup baik karena kami tidak perlu
menunggu terlalu lama. Sungguh sedap
rasanya makan siang dengan hembusan angin seraya melempar pandangan ke arah
kota Bandung.
Semua sofa diisi keluargaku hahaha |
Pemandangan kota Bandung dari lantai atas |
Oh ya, ada yang menarik di resto
ini, sesuai dengan namanya Lisung, meja kayu yang digunakan dan dilapisi oleh
kaca pada bagian atas dibentuk seperti lisung. Aku tidak sempat bertanya apa
itu lisung sungguhan atau bukan. Interior lampu dan jendela juga masih
tradisional. Resto ini buka mulai jam 10.00 – 23.00 wib, banyak yang bilang
jika datang malam hari akan terasa romantis karena keindahan kota Bandung
dengan kerlip lampunya sangat mempesona.
Perhatikan bagian bawah kaca ya |
Lampu gantung yang unik |
Berikut reviewku ya
Pelayanan : Bagus
Makanan : Enak untuk
menu tertentu
Kebersihan : Bagus
Pemandangan : Kereeen bingits
Harga : Hm,
Lumayan lah ya secara resto terkenal
lain kali, saya agenda kan kemari. Makasih infonya
BalasHapusiya, mbak Een ... terima kasih ya sudah berkunjung :)
BalasHapus