Hai ... hai .. Jalan – jalan lagi
yuuks! Sebenarnya aku sudah lama
menyimpan beberapa gambar dari salah satu keindahan pulau Batam ini. Di sela – sela bekerja ( hihihi, korupsi waktu dikit lah ya!) aku mampir sebentar ke salah
satu Vihara terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Maha Vihara Duta Maitreya ini merupakan salah satu tempat wisata yang
wajib dikunjungi wisatawan saat berada
di Pulau Batam. Didirikan pada tahun 1991 dengan luas 4.5 hektar. Terletak di kawasan Sei Panas dan berada
tepat di pinggir jalan raya membuat vihara ini terlihat megah dan berdiri
kokoh.
Vihara ini juga di kenal sebagai Kuil
Budha yang tertawa, karena rata – rata patung dewa Maitreya di sini mempunyai
bentuk tubuh tinggi, lebar, telinga padat , perut gendut dengan wajah
tersenyum. Vihara ini mempunyai lahan
parkir luas dengan taman yang dilengkapi dengan sejumlah patung dewa berjejer
rapi. Saat aku tiba, lokasi halaman
sedang direnovasi untuk pemasangan paving blok. Selain patung Dewa Maitreya terdapat patung
Budha Gautama, Amitabha, Satya Kalama, Baisajyaguru dan Dewi Kwan Im yang
berada di sekeliling vihara.
Suasana saat hari kerja lumayan
sepi. Tampak beberapa warga sedang ibadah dengan serius. Hm, Awalnya aku ragu
untuk melihat – lihat karena takut mengganggu kekhusyukan umat yang beribadah.
Namun setelah melihat sekelompok wisatawan manca negara keluar dan sibuk mengambil
foto aku memutuskan masuk. Di pintu
depan langsung ditemukan bakaran dupa yang tidak kuhitung jumlahnya.
Vihara ini mempunyal lima graha
dengan Graha Maitreya yang merupakan graha utama yang fungsi utamanya sebagai
tempat ibadah umat Maitreya melakukan kebaktian. Tempat ini bisa menampung
sekitar 2.000 orang. Selain itu ada Graha Patriat, Graha Sakyamuni, Graha Budha
Avalokitosvara dan Graha Budha Satya Kalama.
Selain pilar – pilar tinggi di
sekeliling vihara terdapat juga papan informasi yang sepertinya memberitakan
sejumlah agenda yang sedang dan akan diadakan oleh pengurus vihara. Aku tidak bisa menjelaskan karena semua
kertas dan tulisan menggunakan bahasa china.
Pada bagian tengah depan juga
terdapat toko yang menjual berbagai pernak pernik hiasan ciri khas Tionghoa dan
peralatan ibadah seperti lilin, dupa dan aneka ragam keramik. Toko ini juga memasang aksara china hingga
tidak tahu apa artinya. Beberapa
pengunjung tampak melihat – lihat berbagai macam barang dengan penuh antusias.
Oh iya, di sepanjang dinding
menuju ke bagian tengah yang merupakan taman juga terdapat beberapa lukisan
yang mengandung cerita. Taman di bagian
tengah tidak terlalu luas dan ditumbuhi pohon palem.
Lebih lengkap lagi karena pada
lantai dua vihara ini terdapat sekolah. Mulai dari play group, TK, SD, SMP dan
SMA. Sekolah ini mengikuti kurikulum nasional dan seluruh siswanya
diajarkan tiga bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin. Untuk siswa SMP wajib masuk asrama dan dibina untuk
pembentukan karakter serta tingkah laku. Tak hanya itu setiap perayaan Imlek
Vihara ini juga menggelar parade kesenian seperti tari – tarian atau drama
musikal bernuansakan tionghoa yang bekerja sama dengan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Acara ini terbuka untuk
umum dan bisa dinikmati oleh masyarakat
pulau Batam.
Vihara ini juga terdapat restoran
khusus untuk para vegetarian yang letaknya di bagian belakang. Suasana di
restoran cukup ramai dengan pengunjung yang sedang makan siang atau mencoba
menu yang ada.
Restaurant Vegetarian |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar