Sesuai dengan judulnya aku memilih tahun 2015 ini sebagai tahun penuh
cinta. Kenapa? Karena di tahun ini Allah
banyak sekali memberikan anugerah dan kebahagiaan. Salah satu momen paling
berharga adalah aku menunaikan salah satu tugas mulia wanita yaitu menjadi seorang
Istri. Saat bulan Ramadhan tiba, dimana
bulan penuh rahmat untuk umat muslim seluruh dunia wajib menjalankan ibadah
puasa, tugas baruku sudah menanti. Jika di tahun sebelumnya aku hanya
mengandalkan masakan mama atau membeli makanan dari luar kini tanggung jawab
sebagai seorang istri berada di depan mata. Menyiapkan menu sahur dan berbuka untuk suami tercinta menjadi
tantangan baru. Di antara kesibukan yang lumayan padat aku berusaha menyiapkan menu berbuka sesuai dengan kemampuanku
memasak yang ala kadarnya itupun pakai menyontek atau berulang kali menelpon
mama. Meski dengan keterbatasan yang ada suamiku
menerima dengan senang hati makanan istri yang dibuat dengan penuh cinta. Tak jarang ia juga ikut membantu menyiapkan
tajil atau menghangatkan masakan untuk sahur.
Berbuka puasa bersama kini tidak hanya kulakukan dengan keluarga
besarku dan teman – teman. Agenda berbuka dengan keluarga besar suami juga
menjadi rutinitas baru. Aku bersama
kedua kakak iparku biasanya sibuk menentukan tempat atau memasak bersama. Kebersamaan
dan keceriaan membuat kami lupa dengan kepenatan tugas kantor yang tiada habisnya. Saling
berbagi cerita tentang segala hal mulai dari pekerjaan, sekolah hingga berbagi
resep makanan. Malam takbiran juga kuhabiskan dengan memasak menu makanan hari raya
bersama kedua kakak ipar. Opor ayam, rendang, sambal goreng kentang jadi
menu andalan keluarga. Kehangatan yang terjalin membuat kami bisa saling memahami sifat
dan karakter masing – masing, terutama untukku yang baru masuk sebagai anggota
keluarga.
Hari kemenangan yang ditunggu pun tiba, ya! Hari Idul Fitri, yang
merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa dan di sambut dengan penuh
syukur karena telah berhasil menunaikan kewajiban puasa selama satu bulan. Di hari yang fitri juga kami saling membuka
hati dan mensucikan hati dari sifat iri, dengki atau dendam. Acara sungkeman pada ibu mertua dimulai. Penuh
dengan keharuan serta permintaan maaf yang mendalam tulus ku panjatkan saat
mencium kaki ibu mertuaku. Doa untuk selalu menjadi istri yang baik, diberikan
kesehatan dan keberkahan hidup terucap tulus dari bibirnya. Tak terasa mataku berkaca – kaca memandang
wajah tuanya yang kaya dengan pengalaman
hidup.
Semoga tahun berikutnya kami
masih diberikan kesempatan untuk selalu berkumpul seperti ini. berjuta
doa kupanjatkan agar aku dan keluarga besarku selalu diberikan keberkahan untuk menjadikan kami menjadi manusia yang lebih baik di setiap
harinya. Amiin ya rabbal alamin.
Momen ini kuikutkan dalam Kontes blog “ Lebaran Lebih baik” bersama http://www.sunlife.co.id/indonesia?vgnLocale=in_ID ,
http://sunlifeblogcompetition.com/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar