Satu lagi wihara yang terkenal di
Pulau Batam yaitu Vihara Budhi Bhakti atau yang lebih dikenal vihara Tua Pek
Kong. Vihara ini sudah berdiri kurang lebih dua puluh tahun dan termasuk salah
satu vihara tertua di Batam dengan luas sekitar 650 meter persegi. Letaknya sangat
strategis di pinggir jalan dengan dua jalur di daerah Nagoya membuat Vihara ini
ramai dikunjungi pengunjung yang rutin beribadah.
Vihara ini berbeda dengan Vihara Maitreya
yang kubahas di postingan sebelumnya. Arsitektur China pada bangunan ini
terlihat jelas dengan banyaknya lampion yang tergantung di dinding ruangan. Warna
merah yang mencolok juga menjadikan Vihara ini menarik sebagai salah satu objek
pariwisata tidak hanya untuk warga lokal. Turis mancanegara dari Singapura,
Malaysia, India bahkan Jepang dan Amerika juga singgah untuk melihat.
Sekilas tentang nama Tua Pek Kong
atau Hok Teng Ceng Sin (Hokkien )/Tu Ti Pak Kung (Hakka ) adalah Dewa Bumi.
Mengutip yang ditulis www.straitsnewsbatam.com
dahulu ia adalah Raja yang adil dan bijaksana. Saat usia tujuh tahun ia sudah
belajar bahasa Tionghoa dan ketika remaja ia menjadi pemuda yang baik hati,
suka bergaul dan suka menolong rakyat miskin. Pada usia 36 tahun ia menjadi
raja yang sangat di sayangi rakyat karena sikapnya yang adil dan bijaksana. Pada
tahun 1236 Raja Tua Pek Kong meninggal
di usia 102 tahun. Hingga hari ketiga setelah meninggal rakyat masih banyak
yang datang melayat. Ajaibnya, wajahnya tidak berubah dan masih seperti orang
hidup. Raja pengganti Tua Pek Kong adalah seorang yang kejam dan jahat. Ia suka
menyiksa dan menghukum rakyat hingga masuk penjara. Tak ada satupun yang
mengeluarkan amarah hingga akhirnya mereka memilih pindah ke negeri lain.
Ada sebuah keluarga yang membuat
altar untuk menyembah Tua Pek Kong setiap pagi dan sore. lama kemudian
keluarga tersebut menjadi kaya raya. Banyak orang desa yang percaya dan
akhirnya ikut menyembah Tua Pek Kong hingga akhirnya mereka sepakat membuat
kelenteng. Kian hari makin banyak masyarakat yang datang untuk sembahyang.
Vihara Tua Pek Kong ini dikelola
oleh Yayasan Vihara Umat Budha Batam. Berbagai kegiatan spiritual keagamaan di
tangani oleh generasi muda Batam. Mereka mengadakan kegiatan rutin tiap minggu
seperti Puja Bhakti Umum dan sekolah minggu untuk tingkat SD,SMP dan SMA. Buat yang
ingin tahu lebih lengkap tentang agenda acara vihara ini bisa dilihat di sini
Pada bagian samping kiri dan
kanan juga belakang terdapat taman yang isinya beberapa replika patung dewa. Ada
patung Budha Maitreya juga Dewi Kwan Im. Di setiap dinding luar vihara terdapat
relief – relief dewa sebagai hiasan. Taman ini terjaga dengan rapi kerapihan
dan kebersihanya hingga pengunjung tidak diperkenankan membuang sampah
sembarangan. Hehe, secara tempat ibadah gitu ya.
Dibagian depan berdiri pagoda berukuran besar yang pada bagian bawah terdapat perapian untuk membakar kertas sembahyang. Kertas itu melambangkan sejumlah uang yang dikirim untuk arwah orang tua, kerabat atau nenek moyang yang sudah meninggal.
Tepat di belakang vihara ini ada
sebuah bangunan baru yang hari itu masih dalam tahap pembangunan. Mungkin nantinya
akan digunakan untuk kegiatan vihara yang semakin banyak dan ramai. Halaman parkir
yang luas bisa menampung banyak kendaraan dan tetap dengan kebersihan yang
terjaga. Di bagian pinggir terdapat deretan warung makanan mulai dari khas
lokal, menu biasa hingga khusus untuk vegetarian.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar