Jalan – jalan
lagi yuuuukkk ….. kali ini aku dan teman – teman mengunjungi Pulau Putri,
Kepulauan Riau. Pulau Putri letaknya satu kilometer di lepas Pantai Nongsa,
Kecamatan Nongsa. Batam. Pulau ini merupakan salah satu dari puluhan pulau
terluar di Indonesia dan
menjadi batas langsung dengan negara Singapura dan Malaysia. Menurut nelayan kita
hanya berenang sejauh 13 kilometer untuk mencapai pantai Changi, Singapura atau
berkayuh dengan pompong sejauh 16 kilometer untuk sampai ke pesisir Johor, Malaysia.
Pulau ini
terbagi menjadi tiga bagian dan akan menyatu saat laut menjadi surut. Pulau
utama memiliki luas hanya sekitar tiga ratus meter dengan pasir putihnya. Pulau
ini menghadap langsung ke pantai Nongsa. Bagian pulau lainya terletak di bagian
timur yang hampir sebagian daratanya telah terkikis karena abrasi. Yang tersisa
hanya tebing setinggi sepuluh meter dan lumayan mengerikan jika kita nekat menyusuri
bagian tepinya. Longsornya tanah, ombak yang lumayan tinggi hingga air pasang bisa menjadi bahaya yang
mengancam. Aku memilih menikmati desir angin yang berhembus kuat seraya
memperhatikan beberapa pengunjung yang sedang asyik memancing.
Disini kami
bisa melihat sebuah tugu sebagai tanda keberadaan pulau. Pada tugu itu terpahat lambang negara Garuda Pancasila
dan negara kesatuan Republik Indonesia
lengkap dengan titik kordinat Lintang Utara dan Bujur Timur. Disini juga
terdapat menara suar milik Dirjen Perhubungan Laut Tanjung Pinang. Mercusuar
yang menyala berfungsi sebagai penuntun bagi kapal – kapal yang lewat agar
tidak menabrak karang yang terdapat di sekitar pulau. Mercusuar akan menyala
otomatis memakai tenaga surya.
Pulau ini
selalu ramai jika akhir pekan karena banyak pengunjung yang ingin berenang atau
sekedar berwisata di tepi pantai. Beberapa warung tampak berjejer menjajakan
berbagai makanan dan minuman. Mulai dari mie rebus, soft drink, es kelapa
muda hingga jagung bakar. Rimbunan pohon
bisa menjadi tempat berteduh diatas tikar atau alas yang bisa di sewa dengan
harga Rp 10.000 saja. Disini juga tersedia penyewaan ban yang digunakan untuk
anak – anak yang ingin berenang. Sebuah kapal melayu yang karam menjadi tempat
lokasi berfoto yang bagus. Kapal kayu tersebut berbentuk rumah lengkap dengan
jendela. Di pinggir pantai terlihat perahu nelayan tampak rapi berjejer siap
digunakan untuk melaut.
Dibalik
misteri yang cukup membuat bulu kuduk merinding tak membuat pulau ini sepi
pengunjung. Masih banyak wisatawan lokal maupun turis asing yang kerap
menikmati keindahan pantai sambil menunggu matahari terbit atau tenggelam.
thanks, cukup membantu. jd tahu deh misteri pulau putri
BalasHapusSedikit mgkin perlu saya sampaikan
BalasHapusTentang nama pulau putri nongsa, kalau menurut cerita yg baru saya baca di atas tentang hal yg menakutkan, angker dan sebagainya sangat tidak benar, pulau itu adalah pulau yang paling indah dan strategis letaknya.
untuk sebuah nama pulau itu yang sebenarnya adalah dengan nama pulau NAGA(PULAU PUTRI) pas berhadapan dengan pantai nongsa sedangkan untuk pulau BABI terletak pas di depan TURI BEACH RESORT,konon ceritanya naga dan babi berlomba menuju suatu tempat dengan perjanjian mereka jika matahari mulai terbit disitulah kita akan berhenti untuk selamanya dan berubah menjadi pulau.kembali ke perubahan nama pulau naga menjadi pulau putri. di karenakan di masa program pemerintah pusat memberikan sepenuhnya kepada otorita batam untuk mengembangkan pulau batam menjadi kota industri sedikit demi sedikit orang berdatangan di pulau batam mencari peluang berkerja, singkat ceritanya di saat batam sedang berkembang pada waktu itu tempat rekreasi pantai di batam cuma ada satu yaitu di pantai nongsa nah pada waktu itu juga yg ada/yg bejualan selain ada dua restaurant, 1.Restaurant setiabudi
2.Restaurant Sederhana
setelah dua restaurant di atas ada 1 warung yg berjualan di pantai tersebut dan nama pemilik warung itu adalah Bpk.USMAN MUHARAM dgn istri IBU ZAHARE. Yg mau saya luruskan di sini adalah tentang nama pulau naga menjadi nama pulau putri.
Dulu warga setempat lebih mengenal nama pulau trsebut adalah pulau naga dan pada waktu itu penjual jasa/penambang penyeberangan ke pulau tersebut cuma bpak usman muharam yg menawarkan jasa kepada pengunjung untuk menyeberang ke pulau trsbt dengan perahu layar(sampan) pada waktu itu juga belum ada boat pancung( boat mesin tempel) yg seperti sekarang ini yg kita lihat. Menurut bpk usman menawarkan penyebrangan ke pulau dengan sebutan ke pulau naga pengunjung rata2 takut akan kepulau itu kesannya angker,ngeri dan menakutkan, sehinga beliau berpikir menulis tarif dan nama MENYEBRANG KE PULAU PUTRI ONGKOS 50rupiah PP,
Dan sampailah sekarang ini orang menyebutnya PULAU PUTRI.
Untuk tidak menjadi kesalah saya dlam menjelaskan tentang hal ini
Saya menyarankan untuk informasinya yang lebih detail anda bisa mencari dan bertemu langsung dengan beliau alhamdulillah beliau dan istri masih sehat, dan saya sendiri adalah anak dari mereka. Terimakasih wasalam..