|
Pintu masuk |
Hari ini kami
mengunjungi Central Market atau Pasar Seni.
Sebenarnya jika di tempuh menggunakan kereta komuter atau LRT tempat ini tidak begitu jauh dari Halte
Mesjid Jamek tempat pemberhentian menuju
hotel. Kami memilih menyusuri jalan bagian belakang untuk menikmati keindahan kota. Jarak tempuh yang lumayan jauh
sebenarnya membuat kaki pegal namun itulah seninya traveling.
Central Market
letaknya berdekatan dengan China
Town Petailing Street dan Sungai Wang. Pasar ini
dibuka setiap hari dari jam 10.00 – 22.00. Sejarah Pasar ini dimulai dari tahun
1888 saat Inggris menduduki Malaysia
dan membangun pasar tradisional bagi masyarakat di sekitar Kuala Lumpur. Pasar ini dulunya menyediakan
berbagai macam kebutuhan sehari – hari mulai dari sembako hingga kebutuhan
sekunder. Di tahun 1957 saat Malaysia
berhasil merdeka dari Inggris langsung mengalami kemajuan dalam membenahi kota Kuala Lumpur. Awalnya Central Market sempat ingin dibongkar
oleh pemerintah namun protes dari Malaysia Heritage Society membuat petisi dan
berhasil menggagalkan rencana tersebut. Akhirnya Central Market di tetapkan
sebagai salah satu situs bersejarah.
|
suasana riuh di pintu masuk |
Bangunan
Central Market berwarna biru muda disertai tulisan Central Market Since
1888. Halaman parkir ini tidak seberapa
luas namun cukup rapi. Di bagian kanan tampak tenda – tenda pedagang yang
berjualan sepatu atau baju. Masuk ke dalam suasana lebih riuh karena kami
bertemu dengan segerombolan anak sekolah yang sepertinya sedang study tour
karena mereka terlihat sibuk mengatur tugas.
|
Meja informasi |
Meja informasi
yang di jaga oleh dua orang petugas terdapat di depan pintu masuk. Di sini kami
bisa mendapatkan peta kota Kuala
Lumpur dan Jalur MRT atau bus untuk berkeliling kota. Petugas yang sepertinya berkebangsaan India
menerangkan dengan bahasa melayu
beberapa jalan dan tempat yang belum kami pahami. Melihat toko yang menjual beragam souvenir
membuat kami tidak sabar lagi untuk segera mencari oleh – oleh. Harga disini jauh lebih murah daripada di
toko souvenir saat di genting highlands. Contohya 1 paket gantungan kunci isi lima bisa dibeli seharga
RM 10 dengan kualitas yang cukup bagus. Tempelan kulkas isi tiga seharga RM 10.
Patung unik dan miniatur menara petronas berukuran mini seharga RM 15. Boneka –
boneka lucu, dompet koin, pensil hingga kipas tangan dijual mulai dari RM 10.
|
Toko menjual pernak pernik |
|
Suasana di dalam pasar |
Kami menyusuri
lebih dalam dan mendapati banyak toko yang menjual hijab berbagai warna dan
bentuk. Toko yang menjual pakaian melayu, modern hingga batik. Hmm … batik
disini coraknya tidak berbeda jauh dengan batik milik Indonesia. Suasana yang nyaman,
rapi dan bersih serta pendingin yang cukup membuat kami betah berlama – lama
untuk bernegosiasi dengan para pedagang. Awalnya aku ingin membeli beberapa
coklat yang biasanya di impor untuk di jual di mall seputaran Batam namun
setelah menghitung dengan kurs rupiah yang berlaku saat itu nilainya ternyata
sama. Akhirnya aku hanya membeli beberapa batang saja sebagai camilan di
perjalanan.
|
suasana dalam pasar |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar