Saat mengunjungi Central Market atau Pasar Seni, kami
sengaja berjalan kaki melalui Daratan Merdeka atau Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. Lapangan ini
dibuat untuk memperingati hari kemerdekaan Malaysia. Di area ini berdiri beberapa bangunan tua yang merupakan
peninggalan sejarah sebagai bukti berakhirnya penjajahan Inggris. Sebagian besar gedung tua ini berasitektur
sama bergaya Moghul.
Kamis, 23 Januari 2014
Kamis, 16 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Menara Petronas
Setelah puas
berbelanja dan berkeliling ke Central Market atau Pasar Seni kami melanjutkan
perjalanan menuju Menara Petronas. Dari halte MRT Pasar Seni kami membeli tiket
menuju KLCC. Perjalanan hanya di tempuh dalam hitungan menit hingga kami sampai di halte KLCC. Menara KLCC
berada di Jalan Ampang dan Jalan Chulan yang merupakan pusat Kuala Lumpur. Menara ini pernah menjadi salah
satu bangunan tertinggi di dunia dan memiliki ketinggian hampir 452 meter
diatas permukaan tanah dengan 88 tingkat. Luas bangunan sekitar 341.760 meter
dengan arsitektur menawan yang menjadi tujuan para wisatawan.
Senin, 13 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Central Market
Pintu masuk |
Hari ini kami
mengunjungi Central Market atau Pasar Seni.
Sebenarnya jika di tempuh menggunakan kereta komuter atau LRT tempat ini tidak begitu jauh dari Halte
Mesjid Jamek tempat pemberhentian menuju
hotel. Kami memilih menyusuri jalan bagian belakang untuk menikmati keindahan kota. Jarak tempuh yang lumayan jauh
sebenarnya membuat kaki pegal namun itulah seninya traveling.
Central Market
letaknya berdekatan dengan China
Town Petailing Street dan Sungai Wang. Pasar ini
dibuka setiap hari dari jam 10.00 – 22.00. Sejarah Pasar ini dimulai dari tahun
1888 saat Inggris menduduki Malaysia
dan membangun pasar tradisional bagi masyarakat di sekitar Kuala Lumpur. Pasar ini dulunya menyediakan
berbagai macam kebutuhan sehari – hari mulai dari sembako hingga kebutuhan
sekunder. Di tahun 1957 saat Malaysia
berhasil merdeka dari Inggris langsung mengalami kemajuan dalam membenahi kota Kuala Lumpur. Awalnya Central Market sempat ingin dibongkar
oleh pemerintah namun protes dari Malaysia Heritage Society membuat petisi dan
berhasil menggagalkan rencana tersebut. Akhirnya Central Market di tetapkan
sebagai salah satu situs bersejarah.
suasana riuh di pintu masuk |
Bangunan
Central Market berwarna biru muda disertai tulisan Central Market Since
1888. Halaman parkir ini tidak seberapa
luas namun cukup rapi. Di bagian kanan tampak tenda – tenda pedagang yang
berjualan sepatu atau baju. Masuk ke dalam suasana lebih riuh karena kami
bertemu dengan segerombolan anak sekolah yang sepertinya sedang study tour
karena mereka terlihat sibuk mengatur tugas.
Meja informasi |
Meja informasi
yang di jaga oleh dua orang petugas terdapat di depan pintu masuk. Di sini kami
bisa mendapatkan peta kota Kuala
Lumpur dan Jalur MRT atau bus untuk berkeliling kota. Petugas yang sepertinya berkebangsaan India
menerangkan dengan bahasa melayu
beberapa jalan dan tempat yang belum kami pahami. Melihat toko yang menjual beragam souvenir
membuat kami tidak sabar lagi untuk segera mencari oleh – oleh. Harga disini jauh lebih murah daripada di
toko souvenir saat di genting highlands. Contohya 1 paket gantungan kunci isi lima bisa dibeli seharga
RM 10 dengan kualitas yang cukup bagus. Tempelan kulkas isi tiga seharga RM 10.
Patung unik dan miniatur menara petronas berukuran mini seharga RM 15. Boneka –
boneka lucu, dompet koin, pensil hingga kipas tangan dijual mulai dari RM 10.
Toko menjual pernak pernik |
Suasana di dalam pasar |
Kami menyusuri
lebih dalam dan mendapati banyak toko yang menjual hijab berbagai warna dan
bentuk. Toko yang menjual pakaian melayu, modern hingga batik. Hmm … batik
disini coraknya tidak berbeda jauh dengan batik milik Indonesia. Suasana yang nyaman,
rapi dan bersih serta pendingin yang cukup membuat kami betah berlama – lama
untuk bernegosiasi dengan para pedagang. Awalnya aku ingin membeli beberapa
coklat yang biasanya di impor untuk di jual di mall seputaran Batam namun
setelah menghitung dengan kurs rupiah yang berlaku saat itu nilainya ternyata
sama. Akhirnya aku hanya membeli beberapa batang saja sebagai camilan di
perjalanan.
suasana dalam pasar |
Jumat, 10 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Genting Highlands
Jalan – jalan
kali ini aku dan teman – teman berkunjung ke negeri Jiran, Malaysia. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah
Genting Highlands alias Dataran Tinggi Genting. Kalo di Indonesia semacam
daerah Puncak – Cisarua kali ya. Untuk menuju
Genting kami harus naik bus melalui terminal Pudu Raya. Terminal ini terletak
di Jalan Pudu bersebelahan dengan kawasan China Town.
Terminal ini belum lama di renovasi dan berubah menjadi tempat yang cukup mewah
untuk ukuran sebuah terminal bus.
Kebayang dong sebuah terminal bus
terdiri dari tiga lantai dan di lengkapi AC juga karpet lantai. Platform juga
terpisah seperti saat akan naik pesawat. Tempat pembelian tiket yang dingin,
berkarpet merah dengan loket yang rapi dan bagus mengingatkan kami jika ingin
membeli tiket menonton di bioskop 21.