Selasa, 04 Februari 2014

Serunya menonton Pesta Rakyat di Batam




Hai guys,  Sabtu tanggal 26 Januari 2014 lalu  aku dan Dina memenuhi undangan salah satu pejabat Kepulauan Riau yaitu Wakil Gurbernur Kepri Bapak Soerya Respationo. Hm, sebenarnya sih nggak diundang secara resmi pake undangan gitu, tapi beliau secara terbuka mengajak seluruh warga kota Batam untuk menikmati keramaian dan riuhnya pesta rakyat yang diadakan dalam rangkaian acara pernikahan putri keduanya, Dwi Ajeng Sekar Respati dengan Anggy Auliawan.  
Banner ucapan selamat datang
Aku datang sekitar jam 10 pagi dan keramaian sudah tampak mulai dari jalan menuju perumahan Duta Mas, kediaman pak wagub. Jejeran ucapan selamat berupa karangan bunga memenuhi tepi jalan lengkap dengan banner segede gaban yang dipasang tepat di pintu masuk perumahan. 

Rangkaian bunga di sepanjang jalan
 Pesta Rakyat ini berisikan berbagai seni tari dan atraksi dari pulau Jawa, seperti Banyumas, Surabaya, Ponorogo bahkan Bali. Ada sekitar 27 kelompok seni yang di datangkan dari Batam dan luar daerah.  Puluhan tenda terpasang di area depan pertokoan komplek agar masyarakat  leluasa untuk menonton. Teriknya panas tidak menghalangi ratusan orang yang tersebar di berbagai sudut.  Bagi masyarakat Batam yang sebagian besar berasal dari Sumatra kehadiran atraksi dan seni tari dari pulau Jawa merupakan hiburan tersendiri. 
Suasana pesta rakyat
  Sebenernya beberapa kali aku melihat seni tari topeng, reog, kuda kepang/lumping hingga barongsai namun keindahan tarian dan keunikan atraksi  yang mengandung mistis membuatku penasaran. Ditambah lagi kostum para penari  yang penuh warna membuat mata terasa segar memandang.  Alat musik lengkap dengan gamelan jawa  mengalun dengan indah.  
 


Dari sekian banyak kelompok seni, sebagian besar menghadirkan Kesenian Kuda Lumping/ Jaran Kepang/ Jathilan.  Tarian tradisional jawa ini menampilkan sekelompok prajurit yang sedang menunggang kuda. Mereka membawa kuda yang terbuat dari bambu yang dianyam, di cat dan diberi hiasan kain berbagai warna.  Sebagai pelengkap tarian terdapat juga cambuk/pecut ukuran besar, topeng dan  seperangkat sesajen.  Para penari terdiri dari anak muda yang sudah dilatih secara mendalam terlebih dahulu. Di mulai dengan menari sesuai dengan gamelan,  lama kelamaan satu persatu dari penari akan mengalami kesurupan atau seperti masuknya kekuatan gaib ke dalam tubuh mereka. Aura mistis  terasa saat mereka semakin lincah dan bersemangat bergerak.  Bunyi suara cambuk yang keras saat dilecutkan ke bagian tubuh seolah membuat mereka  tangguh dan perkasa. 

Penari Kuda Kepang/Lumping
 
Tarian Kuda Kepang
 

Kuda Lumping yang terbuat dari anyaman
Pecut yang digunakan dalam atraksi
topeng

Beberapa dari mereka mulai menghampiri sesajen yang terletak di bagian depan tenda. Sesajen ini terdiri dari kelapa muda, pisang, bawang merah dan putih, jagung bakar, makanan ringan, tebu, singkong bakar, kerupuk, daun – daunan, daun kelapa gula batu, kue apem, geplak, uang pecahan lima ribu dan seribu yang di taruh menjadi satu dalam tampah. Untuk minuman tersedia, air kembang tujuh rupa, air mineral, kopi, kelapa muda, hingga larutan dedak lengkap dengan bakaran kemenyan.  Penari menghampiri meja sesajen dan meminum air kembang atau kelapa, ada juga yang memakan mentah daun- daunan dan pecahan kaca tanpa sedikitpun terluka. Setelah puas menyantap  makanan mereka akan kembali menari hingga berjingkrak – jingkrak dan melompat ke segala arah.  

Sesajen
Bakaran kemenyan
Penari yang sudah kerasukan sedang minum air kembang
Penari sedang makan dedaunan

 Selang setengah jam, para penari mulai di sadarkan oleh guru atau pedamping yang selalu mengawasi selama tarian berlangsung. Tubuh penari akan dipegang erat – erat oleh beberapa orang seperti sedang mengobati dengan kekuatan supranatural. Penari akan terlihat kejang seperti menahan sakit  sebelum akhirnya kembali ke kesadaran semula.  Melihat adegan itu aku sampai menahan nafas karena takut terjadi hal yang lebih menyeramkan. 
Penari yang sedang disadarkan oleh para guru/pendamping
 Kejadian serupa juga terdapat pada tari Barongan,  penari kembali dimasuki kekuatan supranatural yang membuatnya bisa membuka sebutir kelapa hanya dengan menggunakan gigi. Setelah berhasil ia akan meminum dengan lahap air kelapa dan mulai menari dengan gerakan bertanding melawan barongan yang juga sudah dikuasai kekuatan mistis.  Penari akan kembali sadar setelah memasukkan kepalanya ke dalam barongan yang menyerupai hewan buas lengkap dengan taring yang menyeramkan. 

Penari membuka kelapa dengan menggunakan gigi
Penari Barongan

Banyaknya sanggar seni yang tampil secara bersamaan membuat perhatian penonton terpecah. Begitu juga denganku yang tidak sempat menyaksikan aksi dari Barongsai, Marawis, dan Karawitan Bali.  Kostum tari lengkap dengan penari yang mempunyai tinggi tubuh sama terdapat pada tarian Topeng Ireng. Para penari sangat gagah memakai kostum berwarna hitam dilengkapi dengan asesoris berupa juntaian kain warna warni, gelang, sepatu tinggi, dan topi seperti orang Indian. Wajah mereka di coreng dengan warna hitam, putih dan merah memberi kesan seram. 

Penari Topeng Ireng
 

 

Atraksi Reog Ponorogo juga banyak menarik perhatian penonton. Penari yang menggunakan topeng akan beradu aksi dengan tiga reog yang sudah siap sedia. Penari – penari cantik akan mengiringi sepanjang aksi berlangsung. Gadis- gadis muda lengkap dengan kostum yang segar dipandang mata, gerakan gemulai mereka terasa kontras dengan reog yang berukuran besar. 

Aksi dari Reog Ponorogo
Penari pendamping Reog Ponorogo
Penari Karawitan Bali
  Sekitar jam dua siang, terdengar suara sirene yang menandakan kirab pengantin akan segera lewat.  Diiawali dengan konvoi  motor gede dan mobil milik kepolisian  iringan pengantin melewati ratusan masyarakat yang sudah berdiri di sepanjang jalan.  Arak – arakan itu menggunakan tiga mobil mercedez benz dan dua unit alphard ( ehem … maklumlah ya anak pejabat ) yang di isi oleh pak wagub beserta istri dan kedua mempelai.  Senyum ramah serta ucapan terima kasih tak lepas dari bibir kedua mempelai yang cantik dan tampan dibalut pakaian tradisional jawa tengah. Iringan mobil yang berisi anggota keluarga kedua pihak mengikuti di belakangnya ( tetep yee .. pake mobil mewah ). Taburan bunga dari penari bali untuk menyambut kedatangan mereka semakin membuat suasana meriah.

Iring - iringan pengantin

Kedua Mempelai, Anggi dan Sekar
 Acara terus berlanjut hingga sore, tak hanya tari – tarian kesenian campur sari di campur dengan lagu dangdut membuat penonton ikut serta bergoyang. Di sekitar tempat acara tampak beberapa penjual minuman segar, kerajinan tradisional bahkan penjual balon ikut meramaikan suasana.







Semoga pesta rakyat ini menjadi berkah bagi masyarakat kota Batam dan sekitarnya. Begitu juga doa dari ratusan orang yang menonton untuk kedua mempelai agar menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah… amiiin


Tidak ada komentar :

Posting Komentar