Selasa, 24 Februari 2015

Wisata Puncak : Pesona Air Terjun Curug Cilember




 Membuka awal tahun 2015 aku dan hubby JeJeS ... halaaah, Jalan Jalan siang maksudnyaah menuju ke Curug Cilember.  Sebagian besar orang Jakarta mungkin sudah sering mengunjungi tempat wisata ini karena letaknya yang tidak terlalu jauh masih di sekitaran Cisarua, Bogor. Curug adalah bahasa sunda yang artinya air terjun.  Aku sudah sering mendengar nama Curug Cilember tapi baru kali ini bisa berkunjung kesini. Hm, rupanya tempat ini punya kenangan untuk sahabatku Yusniarsih Wahyu Novita, karena sebelum menikah curug Cilember ini adalah tempat pacaran ia dan suaminya ... hehe, so sweet gak sih!

Jalan masuk menuju Curug Cilember  dari pertigaan jalan raya puncak sekitar 10 km ini berupa gang yang berkelok – kelok dan tidak terlalu lebar.  Jika membawa kendaraan harus sedikit berhati – hati agar tidak bersenggolan dengan kendaraan lain atau warga yang hilir mudik. Di sepanjang jalan ditemukan puluhan warung dan tempat makan yang bisa jadi pilihan untuk membeli camilan.
kedai makan di area parkir
 

Tempat parkir di kawasan ini cukup luas dan pengunjung dikenakan biaya Rp 10.000/mobil. Menuju pintu masuk curug kami harus berjalan sekitar 300 meter dan membayar tiket  Rp 13.000/orang. Oh iya, di dalam tempat parkir tadi terdapat kedai yang menjual makanan dan minuman tapi aku tidak mampir sih.  Di dekat pintu masuk terdapat peta yang menjelaskan secara detail letak curug dan jenisnya. Disini juga terdapat penjual aneka makanan kecil, oleh - oleh khas bogor, penyewaan payung dan tukang ojek.


Senin, 16 Februari 2015

Wisata Kuliner Bandung : HDL 293 Cilaki



Masih di Bandung,  kali ini ingin mencoba makan seafood. Menurut bisik- bisik tetangga hihihi salah satu yang terkenal dengan kelezatanya adalah HDL 293 Cilaki. Agak aneh ya namanya? Aku juga tidak tahu apa arti dan kepanjangan nama tersebut.  Tempat makan ini ada beberapa cabang di Bandung dan kami memilih yang berada tidak jauh dari hotel yaitu di Jalan Diponegoro.

Entah karena weekend atau memang setiap hari penuh, tiba di sana kami nyaris tidak mendapat tempat. Gila! Penuh  bingitsss. Udah gitu ya, mungkin seluruh karyawan sangat sibuk melayani tamu jadi tak ada satupun yang membantu kami mencari tempat duduk. Padahal kita banyak lho dua belas orang. Setelah adik bungsuku, Chandra muter akhirnya kami berhasil mendapat meja.
Menu di sini menjual aneka jenis seafood seperti ikan, udang, kerang, ayam yang dibuat dengan aneka rasa. Saus tiram, bumbu padang, lada hitam hingga goreng mentega.  Kami lalu memesan sapi lada hitam, cah kangkung, kerang dara, ayam goreng, gurame goreng udang saos padang. Proses menunggu lumayan lama dan sangat crowded ... alias saking banyaknya pengunjung kadang beberapa pelayan salah membawakan menu pesanan.


Wisata Kuliner Bandung : Lisung Restaurant




 Pertengahan Desember tahun lalu keluarga besar kami berkeliling kota Bandung. Hm, sebenarnya nggak keliling juga sih karena hotel tempat kami menginap di Grand Hyatt Regency sangat nyaman jadi enggan keluar kamar.  Berangkat dari Jakarta sekitar jam delapan pagi ( agak kesiangan karena  krucil – krucil yang rempong dengan  perkakasnya hehe ) dengan suasana sangat cerah membuat kami yakin jalan tol sepanjang Cipularang akan macet.  Ternyata tidaaak ... wah senangnya! Kemacetan baru di temukan saat mendekati pintu tol Pasteur. Sepanjang pintu tol banyak penjual yang menjajakan aneka penganan khas Bandung seperti  Cimol atau Opak.  Tahu opak gaak? Itu lho singkong yang diparut, diberi bumbu dan dicetak sangat tipis berbentuk lingkaran besar lalu digoreng.  Kami membeli opak seharga Rp 10.000 untuk 3 bungkus. Rasanya renyah dan gurih sangat beda dengan opak yang biasa kutemukan di jalan Jakarta jika di gigit kudu berantem dulu karena kerasnya. 
 Waktu menunjukkan pukul sebelas siang dan perut yang cuma diganjal camilan sudah menagih makanan berat.  Kami meluncur ke daerah Dago Pakar yang terkenal dengan banyak restoran menyuguhkan pemandangan bagus. Pilihan kami jatuh pada Lisung Restaurant yang letaknya agak jauh ke dalam. Tempat parkir motor dan mobil dibuat terpisah dan sayangnya tidak terlalu luas. Sepertinya jika pengunjung penuh harus siap parkir di luar resto. Tapi tenang, bapak security siap sedia di depan dan bertugas dengan ramah mengatur lalu lalang kendaraan.  


Senin, 02 Februari 2015

Wisata Pulau Batam : Perayaan Imlek di Vihara Tua Pek Kong



Satu lagi wihara yang terkenal di Pulau Batam yaitu Vihara Budhi Bhakti atau yang lebih dikenal vihara Tua Pek Kong. Vihara ini sudah berdiri kurang lebih dua puluh tahun dan termasuk salah satu vihara tertua di Batam dengan luas sekitar 650 meter persegi. Letaknya sangat strategis di pinggir jalan dengan dua jalur di daerah Nagoya membuat Vihara ini ramai dikunjungi pengunjung yang rutin beribadah.
Vihara ini berbeda dengan Vihara Maitreya yang kubahas di postingan sebelumnya. Arsitektur China pada bangunan ini terlihat jelas dengan banyaknya lampion yang tergantung di dinding ruangan. Warna merah yang mencolok juga menjadikan Vihara ini menarik sebagai salah satu objek pariwisata tidak hanya untuk warga lokal. Turis mancanegara dari Singapura, Malaysia, India bahkan Jepang dan Amerika juga singgah untuk melihat.