Kamis, 26 September 2013

Paint My Love


" Aku tidak takut di penjara, aku hanya takut tidak bisa melindungi Eun Hye," ucap Joo Won berusaha tegar di hadapan ayahnya.
" Aku akan membantumu tapi dengan beberapa syarat salah satunya kamu harus berhenti melukis," tantang Tuan Kim mencari kelemahan putranya.
Joo Won terpaku memandang ayahnya. Berhenti melukis? sanggupkah ia berhenti mengejar impian terbesarnya demi melindungi Eun Hye?

Kim Joo Won, Playboy tampan, kaya jatuh  hati pada Park Eun Hye, gadis pendiam, kaku, kuper yang punya trauma dan masa lalu yang kelam. Joo Won harus berusaha keras menyingkap tabir gelap yang membuat Eun Hye terkungkung dalam ketakutanya.

Akankah pengorbanan terbesar dalam hidup Joo Won mampu melindungi cintanya pada Eun Hye? sanggupkah Eun Hye melihat orang yang di kasihinya tidak menjadi dirinya sendiri untuk berjuang demi cinta mereka? haruskah perpisahan menjadi jawaban jika cinta sejati tidak benar - benar ada?


Judul       : Paint My love
Penerbit  : Zettu, 2012
Tebal      : 182 Hal
Harga     : Rp 35.000 ( dapat diskon spesial jika belinya sama aku ^_^ )

Rabu, 25 September 2013

23 Candles In Seoul

Saeng-il chuka hamnida ...
Tuhan, aku ingin tetap hidup!

Apa yang akan Kim Na Ra lakukan saat mendapati usianya akan berhenti di angka 23? Ia menulis tujuh keinginan agar Tuhan mengabulkan permintaanya. Salah satunya berhasil bertemu kembali dengan Yoon Jae, sahabat masa kecil yang juga cinta pertamanya.

Seberapa kuat Yonn Jae dan Na Ra berjuang demi cinta sejati mereka? akankah kekuatan cinta membuat Na Ra tetap bertahan hidup? terkadang untuk sebuah pengorbanan, rasa cinta saja tidak cukup. Akan ada air mata, luka hati dan keikhlasan di dalamnya.


Judul     : 23 Candles in Seoul
Penulis  : Park Jung Hye
Tebal    : 160 Hal
Penerbit : Zettu
Harga    : Rp 35.000 ( kalo pesen sama aku dapet diskon khusus loooh .... )
Selasa, 24 September 2013

CINTA DALAM KOPER

" Enggak ada yang salah dengan hubungan kita, kamu harus percaya itu." ucapnya sungguh - sunguh.
  Memang tidak ada yang salah, dua orang saling mencintai dan mengasihi. Manusia diciptakan Tuhan untuk berpasang - pasangan, tapi tidak dengan kami. Perbedaan yang terpampang jelas di depan mata dan aku pura - pura buta untuk mengakuinya. Selama ini aku memintanya untuk menyembunyikan kisah ini karena belum siap menerima cibiran, ledekan dan cacian dari orang lain. 
" Aku mencintai kamu sebagai kamu dan perbedaan di antara kita itu indah," lanjutnya tulus.
Tetapi, sanggupkah aku menghadapinya? ucapku pilu dalam hati. 


* LOVE BETWEEN THE DIFFERENCE " cerita pendek karyaku yang termasuk dalam 23 kisah cinta yang mengharu biru, romantis, sendu dan penuh warna.


"Ada banyak tempat, untuk cinta. Dan setiap orang memiliki tempatnya sendiri untuk menyimpannya.
Terkadang tersimpan rapih dalam bingkai masa lalu, atau terkadang malah cinta masa kini yang tetap tersembunyi." (Putra Gara)

 "Kisah yang menghanyutkan. Cinta tak pernah terlihat seperti apa adanya, terlebih jika cinta diletakkan
pada sebuah tempat yang tertutup rapat. Rahasia apa di balik cinta? Rasa apa yang terkandung di dalamnya?
Temukan kunci untuk membuka koper cintamu!" (Donatus A. Nugroho)

Penerbit   : Universal Nikko, 2013
Hal          : 312 Hal

FACELIFT : Kisah-kisah seru dalam lift

Naik - turun dan keluar - masuk lift dari lantai 1 - 30 karena tidak tahu jalan dan malu bertanya? lumayan cukup memalukan! 

" Tamasya dalam lift " merupakan salah satu kisah konyolku saat interview pekerjaan di sebuah gedung perkantoran ternama di Jakarta. 

Kumpulan kisah seru di dalam lift, mulai dari kisah lucu, konyol, menyeramkan, memalukan hingga menegangkan yang di tulis oleh 18 penulis : Gol A Gong, Tias Tatanka, Ary Nur Azizah, Atik Herwening Widiyanti, Deborah Natalia, Dewi Irianti, Dian Onasis, Evie, Faujiah Lingga, Ichie Delpiero, Indah IP, Indriyanti, Masarkun, Nia Haryanto, Qeeya Aulia, Ria Fariana
Penerbitan buku ini adalah bagian dari solidaritas penulis untuk pengembangan Rumah Dunia, sebuah komunitas belajar(jurnalistik, sastra, teater, seni rupa, seni suara dan film) bagi masyarakat Serang, Banten, yang didirikan oleh Gol A ONG, Tias Tatanka, Toto ST Radik dan Rys Revolta (alm). Rumah Dunia kini tidak hanya untuk warga Banten, tapi juga untuk semua orang yang mencintai dunia literasi.

Penerbit   : Glitzy Book Publishing

One Day In a Library


Gimana rasanya saat menerima hukuman kurungan di perpustakaan lalu ketemu gebetan? malu? pasti! sebel? pasti! mati gaya? itu paling utama. Kenakalan kecil yang manis masa sekolah dan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.

" Hukuman Cinta di Perpustakaan" merupakan salah satu kisahku  dari 50 cerita seru, unik,   menegangkan dan juga menyebalkan yang tersusun dengan rapi.

One Day in A Library adalah kumpulan kisah seru di perpustakaan, yang disusun oleh seorang mantan pustakawati dan didukung oleh 50 penulis lain sebagai kontributor antologi ini. Di sini juga digambarkan betapa uniknya aneka karakter para pemakai perpustakaan dan juga sang pustakawan yang bahasa kerennya Librarian. Membaca kumpulan kisah seru ini membuat kita semakin menyadari pentingnya peran perpustakaan bagi pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum.


ISBN       : 978-602-225-366-2
Terbit       : April 2012
Halaman   : 281, BW : 281, 
Harga       : Rp. 54.100,00
Penerbit    : Leutika Prio
Minggu, 22 September 2013

Try

TRY - By PINK



Ever wonder about what he's doing 
How it all turned to lies 
Sometimes I think that it's better to never ask why

Where there is desire 
There is gonna be a flame 
Where there is a flame 
Someone's bound to get burned 
But Just because it burns 
Does not mean you're gonna die 
You've gotta get up and try try try 
Gotta get up and try try try
You gotta get up and try try try

Funny how the heart can be deceiving 
More than just a couple times 
Why do we fall in love so easy 
Even when it's not right

Where there is desire 
There is gonna be a flame 
Where there is a flame 
Someone's bound to get burned 
But Just because it burns 
Does not mean you're gonna die 
You've gotta get up and try try try 
Gotta get up and try try try 
You gotta get up and try try try

 Ever worried that it might be ruined
 And does it make you wanna cry?
 When you're out there doing what you're doing
 Are you just getting by? 
 Tell me are you just getting by by by


love this song :) 
23 September 2013, 13.00 Wib

SINGKONG VS BURGER

Rabu, 01 Juni 2011

 

Kebayang nggak punya pacar yang tampangnya mirip Justin Bieber, jago main basket, jago karate dan pintar main gitar ternyata seorang singkong maniak. Andre, pacarku, cowok keturunan Jawa - Australia ini memang aneh. Ia amat terobsesi dengan segala jenis makanan yang terbuat dari singkong. Keripik singkong, combro, misro, getuk bahkan singkong goreng ala kaki lima adalah makanan favoritnya. Kemanapun pergi tak sekalipun ketinggalan salah satu jenis makanan diatas. Awalnya aku berusaha mengerti tapi lama – kelamaan hobinya yang aneh itu membuatku kesal. Masa sih makan di fast food terkenal harus membawa gorengan. Mau ditaruh kemana wajahku pada orang sekitar melihat aku asyik makan burger sedang ia makan singkong goreng.
“ Mau Cha?” tanya Andre menawariku sekantung keripik singkong saat kami pulang bareng.
Aku menggeleng keras.
“ Bosen!” jawabku ketus.
“ Ini beda lagi rasanya dari yang kemarin. Sekarang rasa sapi panggang” terangnya berusaha membujukku.
“ Nggak ah!” tolakku
“ Nih, cobain deh ! ujarnya seraya menyuapiku beberapa potong keripik singkong kutepis tangannya dengan kasar. Ia terperanjak kaget.
“ Kamu kenapa sih, Cha?” tanyanya heran
“ Kalo aku bilang nggak mau ya nggak mau !” ujarku dengan nada tinggi.
“ Iya, tapi jangan kasar gitu dong ! aku khan cuma bercanda “ sentaknya dengan nada yang sama tingginya denganku.
“ Bercanda kamu berlebihan !” geramku.
“ Kamu aja yang kelewat sensi” ujarnya tidak mau kalah.
“ Kamu yang kelewatan!” balasku
“ Kamu !”
“ Kamu !”
“ Udah turunin aku disini!” jeritku tidak tahan dengan adu teriak nggak jelas.
“ Ya udah!” jawabnya keras sambil mengerem mobilnya mendadak dan membuka kunci pintu otomotis seolah mempersilahkanku turun. Dengan kesal aku turun beberapa detik kemudian ia pergi meninggalkanku sendirian. Wajahku memanas air mata membendung di pelupuk mata. Kutahan agar tidak runtuh karena malu menangis di tengah jalan. Andre benar – benar tega padaku.
“ Dasar singkong sialan !” jeritku kesal sambil menendang batu yang ada di depanku dengan sekuat tenaga.
***
“ Ya, ampun jadi lo berantem ama Andre cuma gara – gara singkong?” tanya Reina heran.
Aku mengangguk kesal.
“ Gue sebel, capek juga ribut ama hal gak penting kaya gini “ keluhku.
Reina terbahak
“ Gue juga heran, pasangan lain ribut gara – gara cemburu ini karena singkong” ujarnya geli.
Aku cemberut.
“ Ya udah dari pada bete kita makan burger d’bons yuk! Lo kan paling suka makan disitu” ajaknya berusaha menghiburku.
Hingga malam hari tak sedetikpun hpku berbunyi. Kutunggu sms atau telepon dari Andre tidak juga ada. Ia benar – benar kelewatan padahal selama ini aku selalu toleran dengan hobinya itu. Jadi nggak salah khan jka aku juga minta ia toleran dengan hal yang kusuka. Hingga aku tertidur dengan hp ditangan Andre tak juga berusaha menghubungiku.
Ini hari kedua tak ada kontak dengan Andre. Tadi siang aku mengalah dengan menemuinya di kelas. Ia bahkan tidak menyapaku padahal semua temannya sepertinya mengerti jika kedatanganku mencarinya. Kalau saja aku tidak menyabarkan diri mungkin tadi sudah ribut lagi melihatnya cuek. Sebenarnya apa sih maunya ? jika masalah kemarin itu di jadikanya alasan untuk menjauhiku bilang saja terus terang tidak usah bersikap seperti ini. Ku ambil hp lalu mengetik pesan untuknya.
To : Andre
Klo km sengaja bkin mslh kemarin sbg alasan wat qt putus, ngomng aja terus trang
Message sent
Beep … beep … kubuka hpku balasan dari Andre
To : Icha
Siapa yg mau putus?
Message sent
Beep … Beep
To : Andre
Kamu !
Message sent
Beep … beep
To : Icha
Kamu kali !
Message sent
Gak sopan ! ku banting hp ke tempat tidur. Andre tuh emang gak pernah mau ngalah. Lewat smspun bawaanya ngajak berantem. Mungkin sebenarnya hubungan ini gak bisa diteruskan lagi. Aku capek ribut terus dengannya.
***
“ Aku mau putus dari Andre, Ren!” ujarku pada Reina yang sedang main komputer dikamarku.
“ Hah, putus ? yang bener aja, Cha ! masa gara – gara masalah sepele kalian mesti putus, emang gak bisa diomongin lagi “ ujar Reina gusar.
“ Gue udah berusaha baik, tapi sikap Andre makin nyebelin”
“ Coba deh lo jangan sms ngomong langsung aja, suruh Andre kesini” ujar Reina berusaha membujukku untuk bersikap tenang, ia memberikan Hpku agar menelpon Andre. Sejenak aku ragu, tapi mungkin benar ucapan Reina jika di bicarain baik – baik mungkin hubunganku bisa diselamatkan. Kupencet nomer Andre dan kaget saat yang menjawab bukan suaranya.
“ Halo, bisa bicara dengan Andre?” tanyaku ragu takut salah memencet nomer.
“ Hm, Andre ya !” ujar suara renyah seorang cewek dari seberang sana.
“ Ini nomer Andre khan?” tanyaku dengan hati berdebar.
“ Iya, tapi Andrenya lagi …”
Belum sempat suara itu melanjutkan kalimatnya terdengar suara Andre dibelakang “ siapa yang?”.
Aku buru – buru menutup teleponku. “Yang” Andre memanggil “yang” pada cewek itu. Aku meraba dadaku yang berdegup kencang. Selama kami pacaran tidak pernah sekalipun Andre memanggilku dengan mesra seperti itu. Apa itu pacar barunya? Apa itu sebabnya ia cuek padaku dua hari ini? apa itu yang membuatnya mencari gara – gara dengan memakai keripik singkong agar aku marah dan minta putus dengannya? Sejuta pertanyaan berkumpul jadi satu dibenakku. Melihatku terdiam dengan wajah pucat Reina menepuk pipiku. Aku menarik nafas mengatur sakit yang muncul di dada. Saking sakitnya tanpa terasa air mata mengucur deras dari kedua mataku.

Bersambung .....

Dimuat di Majalah Teen 2011

RASA YANG TERTINGGAL

Rabu, 01 Juni 2011

 

Bau yang menyengat, kotor, becek, dan sumpek langsung terhampar di hadapanku. Tak mungkin orang yang kucari ada disini. Ira pasti salah lihat ! tak mungkin Andre bekerja di tempat seperti ini. ku tutup hidung dengan saputangan untuk menghalau bau amis yang menyebar.
Suara riuh dan suitan jahil terdengar dari kanan dan kiri. Kulanjutkan langkah mencari sosok Andre diantara puluhan orang dipasar tradisional ini. Sepatu mahalku sudah tidak jelas warnanya , begitu juga aroma parfum yang sudah bercampur dengan asap knalpot dari bajaj, motor dan mikrolet. Kulitku mulai memerah karena terpanggang matahari, keringat mengucur deras dari dahi. Sepertinya seluruh sudut pasar ini sudah kutapaki tapi tetap tidak kutemukan dirinya.
“ Bu, mau tanya apa disini ada kuli panggul yang namanya Andre umurnya 23 tahun, tinggi, rambutnya pendek dan kulitnya putih ?” tanyaku pada ibu penjual sembako.
“ Setahu saya kuli disini cuma Ijul, Parjo, Adul, Eman dan kulitnya hitam semua “ jelas si Ibu sambil tertawa seolah tidak percaya atas pertanyaanku.
Aku tersenyum. Andre memang tidak pernah kerja disini sebelumnya. Ia adalah mahasiswa semester akhir di sebuah universitas ternama di Jakarta. Ayahnya seorang pengusaha dan ibunya Manager di bank swasta. Hobinya mengendarai motor mengantarkannya menjadi salah satu pembalab yang mulai punya nama. Beberapa kali ia memenangkan kejuaaran dari mulai tingkat yunior hingga nasional.
Tapi semua itu sirna sejak kecelakaan tragis menimpanya saat pulang latihan. Karena terlalu lelah ia tidak konsentrasi membawa laju motor dan akhirnya bertabrakan dengan truk dari arah yang berlawanan. Hampir dua bulan ia dirawat karena keadaannya yang serius. Gegar otak, tangan kanannya retak, tulang kaki kirinya patah hingga harus dioperasi. Yang lebih mengenaskan dokter tidak mengijinkannya balapan untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Vonis dokter membuatnya syok. Semangat hidupnya hilang. Ia berubah menjadi sosok penyendiri, pendiam, mudah tersinggung dan gampang sekali marah. Tak lagi kutemukan senyum, sapa mesra hingga rayuan yang dulu membuatku jatuh hati padanya. Andre berubah menjadi sosok yang tidak kukenal. Seringkali ia mengusirku saat menjenguknya. Lain waktu aku melihat ia membentak dan marah – marah pada kedua orang tuanya.
Sekian bulan aku dan keluarganya terus mencoba berbagai cara untuk mengembalikan semangat hidupnya. Aku bahkan rela datang setiap hari untuk menunjukkan sayangku padanya. Sepertinya semua usaha itu sia- sia, puncaknya ia malah nekat kabur dari rumah. Sudah puluhan kali aku menerima info tentang keberadaannya. Dimanapun tempatnya pasti kudatangi. Mall, restoran, halte, stasiun hingga pasar tapi hingga hari ini tetap tak bisa kutemukan sosoknya.
Dimana kamu, Dre ? apa kamu tidak tahu masih banyak orang yang sangat menyayangimu. Terbayang kembali wajah lelah mamamu saat kemarin aku menjenguknya. Ia rela berhenti dari pekerjaanya untuk konsentrasi mencari dirimu. Tak kulihat lagi wajah cantik yang selalu dihiasi make up. Lingkaran hitam tampak jelas dibawah mata pertanda jika ia tidak tidur dengan baik. Aku sampai membatasi waktu kunjungan untuk menjenguknya, bukan karena tidak sayang tapi karena aku tidak sanggup melihat gulir bening yang mengalir dari wajah cantiknya tiap kali menyebutkan namamu.
Andre, tidak bisakah cinta kami membuatmu kuat melewati cobaan ini ? ingin aku berteriak sekeras – kerasnya memberitahumu bahwa kamu tak sendirian.
***

SETAHUN KEMUDIAN
Gundukan tanah merah bercampur bunga terhampar di depanku. Airmataku sudah lama mengering. Luka di hati juga sudah mulai terkikis. Aku memilih pasrah melewati semua ini, tapi tidak dengan Tante Mira. Kepergian Andre membuatnya kehilangan separuh jiwanya. Hampir setahun ia harus bolak – balik masuk rumah sakit hingga akhirnya Tuhan memilih menjemputnya terlebih dahulu. Mungkin Tuhan tidak ingin membuat Tante Mira hidup dalam penantian yang menyiksa dirinya.
“ Terima kasih untuk semuanya sekarang sudah saatnya kamu melanjutkan hidupmu “ ujar Om Adi lirih seraya menepuk pundakku.
Om Adi menarik nafas. Wajah itu terlihat jauh lebih tua dari usianya. Betapa malang dirinya harus ditinggalkan oleh dua orang yang dikasihinya.
Hidup terus berlanjut dan aku tak mau larut dalam kesedihan, cukup Tante Mira yang menderita akibat kepergian Andre. Om Adi memutuskan untuk pensiun dini dan kembali ke kampung halamanya sedangkan aku menyibukan diri dengan kuliah. Besok aku akan memulai tugas pertamaku sebagai tenaga pengajar di sebuah desa kecil di Semarang. Aku ingin sejenak keluar dari kecemasan, kesedihan hingga luka karena penantian yang tak berujung ini. Aku sengaja mengambil kuliah kerja lapangan yang jauh dari hiruk pikuk ibukota.
Hamparan sawah yang menguning, burung yang berkicau hingga udara yang segar menelusup memenuhi rongga jiwa. Rumah semi permanen, lantai semen hingga dipan yang beralaskan kasur tua menjadi tempat tinggalku. Tidak ada TV plasma,AC apalagi kulkas. Untunglah masih ada listrik hingga aku bisa membawa laptop dan beberapa buku bacaan. Rumah ini disediakan untuk tenaga pengajar yang berasal dari luar kota. Mulai malam ini aku tidur dengan ditemani nyamuk, suara tokek dan jangkrik hingga angin yang berhembus kencang melewati sela – sela jendela yang mulai rapuh.
Ketakutanku menghadapi kenakalan anak – anak ternyata tidak terbukti. Semua muridku penurut dan sangat antusias dalam belajar. Aku terharu melihat mereka begitu sigap menjawab pertanyaan atas pelajaran yang sudah kuajarkan. Meski hanya beralaskan sandal dan seragam lusuh mereka tetap semangat.
Sore harinya aku di ajak Ningsih teman baruku yang sudah setahun lebih dulu mengajar berkeliling desa untuk dikenalkan pada penduduk. Keramahan dan kepolosan sangat terasa hingga aku tidak canggung berada diantara mereka. aku juga dikenalkan oleh anggota karang taruna yang berada dibalai desa. Para pemuda disini mengadakan banyak kegiatan dari mulai kesenian, olahraga hingga pengajian. Sore itu sedang ada latihan karate yang dikuti sekitar lima belas anak. Ningsih mengajakku untuk melihat mereka berlatih.
“ Yang mengajar itu namanya Mas Aan “ terang Ningsih menunjuk seorang pemuda yang memakai kaus hitam, bertubuh tinggi kurus, berambut gondrong, dan berkulit sedikit hitam. Wajahnya dihiasi jambang dan kumis yang lumayan lebat hingga memberi kesan angker.
“ Wajahnya sih serem tapi orangnya gak seseram itu kok !” ujar Ningsih seolah membaca pikirnaku.
“ Capek ya Mas Aan !” sapa Ningsih ramah. Sosok itu mengangkat wajahnya ia menatapku lama sebelum akhirnya bangkit.
“ Ini guru baru di sekolah kita “ terang Ningsih.
“ Vina !” sapaku ramah seraya mejulurkan tangan.
“ Aan “ jawabnya singkat membalas jabatan tanganku.
Selain mengajar karate ternyata Mas Aan juga menjadi guru bahasa Inggris. Hingga akhirnya aku datang ia akan tetap mengajar tapi hanya untuk dua kelas sedangkan sisanya adalah tugasku.
“ Mas Aan itu baik sekali, ia mau lho kasih les privat tanpa dibayar “ ujar Ningsih menguraikan kekagumannya.
Aku menganggukan kepala.
“ Jadi guru karate aja dia dibayar semaunya tapi gak pernah protes, pokoknya dia guru paling baik disini “
“ Kamu naksir dia ya ?” tembakku melihatnya begitu bersemangat menceritakan perihal Mas Aan. Ningsih tersipu malu.
“ Semua gadis disini juga naksir dia mbak ! tapi sayang orangnya dingin dan cuek kalo sama perempuan, dia baru bisa tertawa jika sudah sama murid – muridnya “ urainya.
Aku tersenyum tipis. Baru dua hari disini ternyata sudah ada kumbang desa yang jadi rebutan. Padahal dilihat fisiknya Mas Aan tidak cukup layak untuk diperebutkan. Mungkin rendah hati dan kebaikanya yang sudah membuat gadis di desa ini tercuri hatinya.
Tak terasa sudah dua bulan aku mengajar dan makin merasa nyaman. Warga desa menerimaku dengan sangat baik. Selama itu tak sekalipun aku kembali ke Jakarta meski untuk sekedar liburan. Aku lebih senang menghabiskan waktu dengan memberi tambahan pelajaran, belajar menganyam tikar, menanam padi hingga bercocok tanam. Tak kuperdulikan lagi kulit putihku berubah menjadi coklat karena terpanggang matahari. Aku sedang membereskan buku anak – anak saat melihat Mas Aan memperbaiki motor yang biasa dikendarainya. Memang cuma dia orang di desa ini yang bersikap dingin. Ia hanya mau bicara seperlunya itupun pada orang tertentu.
“ Motornya rusak mas Aan ?” tanyaku ramah memberanikan diri mendekatinya.
Ia yang sedang serius tersentak kaget mendengar suaraku. Ia mendongakkan kepalanya dan kami bertatapan. Untuk pertama kalinya kami beradu pandang dengan jarak yang begitu dekat. Entah kenapa aku merasa begitu kenal dengan sorot mata itu. Untuk beberapa saat aku terus menatapnya, hingga akhirnya ia membuang wajah dan buru- buru menyelesaikan pekerjanya lalu pergi tanpa menjawab pertanyaanku.
Tatap mata itu terus membayangiku. Ribuan kali kuyakinkan diri jika itu bukan tatapan mata yang selama ini kucari. Aku pasti sudah berhalusinasi. Gak mungkin Mas Aan itu Andre. Ah Gila ! untuk apa aku lari sejauh ini untuk melupakannya jika kali ini aku harus terbuai dengan tatap mata itu.
Ternyata rasa penasaran lebih besar dari kata hatiku. Seharian ini aku memperhatikan tingkah laku Mas Aan. Gak mungkin dia Andre. Tubuhnya yang kurus jauh beda dengan Andre yang berisi. Belum lagi warna kulit Andre yang putih, rambut yang rapih tidak gondrong berantakan seperti itu. Juga jambang dan kumis yang menghiasi wajahnya. Andre benci sekali jika wajahnya ditumbuhi bulu halus. Ku tepuk jidatku sendiri, mungkin semua ini hanya pelampiasan rasa rinduku padanya.
Hari ini Ningsih memaksaku main kerumah Mas Aan untuk melihat koleksi buku yang dimilikinya. Rumahnya cukup bagus, rapi dan bersih. Saat kami tiba ada beberapa anak yamg sedang membaca di teras rumahnya yang asri. Ia membuat ruang tamunya sebagai taman bacaan. Banyak buku, novel, kamus hingga majalah tersusun rapi.
Mas Aan sedang tidak ada di rumah karena harus pergi ke kota untuk mengambil buku – buku baru. Ia mendapatkanya dari relawan yang suka menyumbang buku bagi desa – desa di wilayah Semarang. Kupergunakan kesempatan itu untuk mengelilingi rumahnya. Tidak ada foto siapapun tergantung di dinding. Saat melewati ruang tengah aku tercekat kaget melihat figura yang berisikan medali dan gelang yang dirangkai menjadi satu. jantungku berdetak tidak karuan, figura itu terletak di sudut ruangan hingga tidak terlalu terlihat, tapi aku sangat mengenal kedua benda yang berada di dalamnya. Gak mungkin ! … gak mungkin itu milik Andre. Dengan gemetar kuraih figura itu dan membaca nama yang terukir di bagian atas gelang “Andre Yugaswara “ . Astaga ! ini benar milik Andre, jadi Mas Aan itu adalah ……
“ Mbak Vina ! kita harus ke rumah sakit sekarang, Mas Aan kecelakaan !” teriakan Ningsih bagaikan bom yang meledak di kepalaku.
Langkahku seperti tidak menapak bumi. Jantungku seraya terbang entah kemana. Kejadian dua tahun lalu tergambar jelas kembali di hadapanku. Ya Tuhan, kenapa harus aku yang menerima semua ini ? aku tidak sanggup lagi … aku tidak sanggup menanggung beban dan cobaan untuk yang kedua kalinya. Mati – matian aku bangkit dari keterpurukan yang selama ini memelukku. Susah payah aku berlari sejauh ini untuk memulai hidup baruku, kenapa sekarang harus terjadi lagi ?.
Airmataku tidak berhentinya turun. Apa yang akan kukatakan pada Om Adi jika sesuatu yang buruk terjadi pada Andre ? apa yang harus ku lakukan jika harus menerima kenyatan menyakitkan hati.
Setelah hampir satu jam menunggu akhirnya dokter memberitahu jika Mas Aan hanya mengalami luka ringan. Ia sempat pingsan karena ada sedikit benturan tapi untunglah bukan gegar otak. Ningsih segera menelepon kepala desa untuk memberi kabar.
“ Syukurlah kamu cuma luka ringan “ ujarku pada sosok tubuh dihadapanku yang sedang memeriksa lenganya yang diperban. Ia menganguk kecil. Kutatap wajahnya dengan perasaan campur aduk.
“ Andre, kenapa kamu harus lari sejauh ini ?” ujarku tak tahan lagi dengan perasaanku. Aku kembali menangis. Ia menatapku lama hingga akhirnya mata itu memerah dan basah. Bibirnya bergetar seolah menahan sesuatu. Tanganya mengepal keras.
“ Kamu masih simpan medali terakhir dan gelang hadiah ulang tahun dariku “ isakku. Ia menundukkan wajahnya. Kuraih tanganya.
“ Banyak hal yang sudah terjadi “ ujarku pelan.
“ Aku tahu “ jawabnya parau.
Dengan suara terbata dan penuh sesal terurailah jika selama ini ia mendapatkan infromasi dari Reno tetangga sebelah rumah yang juga teman baiknya. Keadaan keluarga, kematian mamanya, hingga keputusan papanya untuk pulang kampung. Ia merasa amat bersalah dan menyesali semua tindakan bodohnya. Saat mengetahui mamanya meninggal ia memutuskan untuk tidak pernah kembali dan melupakan semuanya. Ia menganggap dirinya telah mati dan berubah menjadi sekarang hingga tak seorangpun mengenalinya.
“ Kamu salah, Dre ! Om Adi selalu berharap kamu kembali kapanpun kamu mau dan siap, hanya tinggal beliau orang tuamu, apa kamu gak ingin menghabiskan sisa hidupmu untuk menemaninya “ terangku berusaha memberinya pengertian.
Ia terdiam lama. Obrolan kami terhenti karena Ningsih dan Pak Kepala Desa tiba untuk menjemput karena ia sudah diperbolehkan pulang.
***
Tiga hari Andre tidak datang ke sekolah untuk mengajar. Aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak memaksanya lagi. Kubiarkan ia memilih hidup sesuai pilihanya. Kalaupun ia harus lari lagi, aku ikhlas. Mungkin memang seperti inilah jalan cinta kami. Setidaknya aku bahagia saat mengetahui selama ini ia baik – baik saja.
Aku sedang menjemur pakaian saat melihat sosok tubuhnya berdiri di hadapanku. Ia mencukur seluruh jambang dan kumisnya. Ia juga membabat habis rambut gondrongnya. Ia benar – benar Andre yang selama ini ada dalam hati dan hidupku. Meski tubuh kurus dan kulit hitam sedikit membuatnya jelek tapi tatapan penuh cinta dan senyum itu kembali terhias disana.
Tak ada yang bisa kuungkapkan, hanya airmata bahagia yang terus mengalir . ia merengkuh tubuh dan memelukku.
“ Temani aku melewati semua ini, Vin “ bisiknya lirih.
Aku mengangguk keras. Ia mempererat pelukannya seolah tidak akan pernah lagi melepaskanku.
“ Kamu tidak akan sendirian, Dre ! aku janji !” ucapku dalam hati.
***
Di muat di Tabloid Gaul 2011

CINTA SEGI EMPAT

Rabu, 01 Juni 2011

 

Entah apa yang terjadi antara aku, Irin, Riko dan Adit. Jika di telusuri mirip sekali dengan sinetron korea. Aku dan Riko berteman sejak kecil. Di mataku Riko bagaikan dewa yang siap menolongku kapan saja. Ia selalu ada saat aku sedang sedih ataupun senang. Rasanya hingga aku sebesar ini aku tidak perlu orang lain untuk menjagaku. aku selalu menganggap Riko segalanya untukku.
“ Kenapa kalian gak pacaran aja sekalian “ ujar Irin melihat betapa hebohnya saat aku cerita habis nonton film bareng Riko.
“ Hah ! pacaran ?” ulangku.
“ Iyalah pacaran ! sekarang mungkin Riko belum punya pacar, tapi jika suatu hari dia naksir cewek lain gimana ? “
Selama dua belas tahun bersahabat dengan Riko baru kali ini terlintas di kepalaku tentang pacaran. Selama ini ia tidak pernah dekat cewek manapun begitu juga aku.
“ Oh iya , Kalian pasti gak bakalan jatuh cinta udah bosen main bareng dari TK” ujar Irin mengambil kesimpulan sendiri.
Aku masih termangu. Tidak mungkin jatuh cinta ?
“ Gue sebel nih Adit maksa terus minta jawaban gue mau apa enggak jadi pacarnya “ ujar Irin membahas masalahnya.
“ Adit ganteng, keren dan baik kenapa lo masih bingung ?” tanyaku.
“ Dia bukan tipe cowok gue “ keluhnya
“ Dia udah komplit kale .. mau yang seperti apa lagi ?” rutukku sebal
“ Hm, … pengen seperti Riko yang baik, perhatian dan sayang banget sama lo “ ujarnya iri.
Aku tertawa mendegarnya.
“ Coba Riko punya kembaran ya !” ujarnya penuh harap.
Entah kenapa kalimat yang diucapkan Irin terus terngiang di hati dan otakku. Bagaimana jika Riko jatuh cinta pada cewek lain ? Apa yang harus ku lakukan saat itu terjadi ? apa ia masih menjadi dewa penolongku ? apa ia masih akan selalu ada untukku ?. ku raba hatiku selama ini aku tidak kenal cowok lain selain papa dan Riko. Apa sebenarnya aku sudah memberikan seluruh hatiku padanya ?.
***
“ Kamu nanti bisa pulang sendiri khan ?” tanya Riko saat menyambangiku di kelas.
“ Emang kamu mau kemana ?”
“ Aku ada latihan basket “
Aku mengangguk. Ku tatap tubuhnya yang pergi menjauh. Kenapa tiba – tiba aku gelisah. Selama ini jika ia sibuk dengan hal lain dan tak bisa menemaniku tak pernah kurasakan hal ini. kenapa kali ini hatiku resah.
“ Lita… gue seneng banget !” teriak Irin saat menelponku.
“ Lo terima cintanya Adit ?” tembakku.
“ Idih, enggak lah ! lo mau ama Adit ? ntar gue comblangin “ tawarnya
“ Lo kira dia barang ! gak sopan “
“ Lo tau gak hari ini gue pulang bareng siapa ?” aku disuruhnya menebak
“ Meneketehe “ jawabku asal.
“ Sama Riko ! tadi gue pulang telat gara- gara nyalin soal di perpustakaan eh ketemu Riko selesai latihan basket trus dia nawarin pulang bareng, ya gue mau banget lah secara dia selalu berduaan terus sama lo “ cerocosnya.
“ Oh ya ! trus dianterin sampe rumah gak ?”
“ Ya iyalah, trus dia mampir bentar deh ! emang tuh cowok baik banget ya ! “
Entah apa lagi yang diucapkan Irin aku tidak mendengar. Hatiku sudah dipenuhi perasaan aneh. Ada yang berdetak hebat di jantungku. Hawa panas tiba - tiba bersemayam di sana. Aku sampai tak sadar jika Irin sudah menutup teleponya.
“ Kemarin aku pulang bareng Irin “ ujar Riko saat kami pulang bareng dan mampir minum es kelapa.
“ Iya Irin cerita “ jawabku pendek.
“ Sohib kamu itu lucu juga ya ! “
Aku mengernyit heran menatap wajahnya. Apa maksud ucapanya.
“ Kamu naksir ?” tanyaku dengan hati mulai bergemuruh.
Riko tertawa lepas lalu mengacak rambutku.
Tapi siapa dinyana setelah kejadian Riko mengantar Irin. Perasaan Irin padanya berubah. Ia jatuh cinta pada Riko dan minta tolong padaku untuk menjadi mak comblang. Aku tidak tahu harus berkata apa. Ingin rasanya menolak tapi melihat perasaan Irin yang terlihat sungguh –sungguh membuatku tidak tega. Akhirnya hanya anggukan kepala yang kuberikan padanya.
“ Aku minta tolong kamu antar Irin ke toko buku mau gak ?” tanyaku pada Riko.
“ Bukanya dia biasanya sama kamu ?” tanyanya balik.
“ Hari ini aku ada les inggris, kasihan dia gak ada yang nemenin “ bujukku.
“ Ya udah “ jawabnya pendek lalu meninggalkanku dan menghampiri Irin yang sudah menunggunya. Irin memberikan jempolnya padaku dan aku tersenyum membalasnya. Entah kenapa ada yang perih di hatiku melihat pemandangan itu. Aku tidak rela melihat Riko pergi bareng Irin. Ya Tuhan apa sebenarnya selama ini aku sudah jatuh cinta pada Riko ?
Sebenarnya aku bohong pada Riko jika hari ini ada les inggris. Itu permintaan Irin untuk mendekatkan dirinya dengan Riko. Alhasil sekarang aku harus pulang sendirian.
“ Lita , kok pulang sendirian ?” suara Adit dari dalam mobil menghentikan langkahku menuju halte bus.
“ Ayo masuk !” ajaknya seraya membuka pintu mobil.
Aku menatap wajah Adit yang sedang menyetir. Kenapa Irin tidak mau menerima cinta cowok sekeren ini. Adit juga baik dan perhatian buktinya ia menawariku tumpangan.
“ Ternyata susah ya naklukin hati sohib lo “ ujar Adit membuka pembicaraan
“ Irin memang agak plin plan tapi kalo lo lebih gigih berjuang pasti bisa “ ujarku memberi semngat.
“ Gak tau lah ! kayaknya dia lebih suka sama Riko udah beberapa kali gue lihat mereka pulang bareng “
Aku diam tak menanggapi.
“ Gue kira Riko itu pacar lo soalnya dua tahun sekolah disini kalian selalu berdua “
“ Kami bersahabat “ putusku pelan.
Aku memainkan jariku. Hatiku makin resah. Sepertinya Adit mulai pasrah dan tidak mau lagi meneruskan perjuangannya mengejar cinta Irin.
***
Aku sengaja mematikan hp agar Irin tidak menelpon dan bercerita tentang acara siang tadi. Aku tidak mau mendengarnya. Aku belum siap mendengar nada bahagia keluar dari sana. Ku pandangi foto – fotoku dengan Riko. Selama ini tidak pernah terpikir olehku Riko akan jatuh cinta pada orang lain. Selama ini aku selalu merasa dia hanya untukku. Aku tidak tahu bagaimana hidupku nanti tanpa dirinya ?
“ Lit, Riko di depan tuh !’ teriak mama dari luar kamar. Aku buru – buru bilang pada mama jika sudah tidur. Mama heran karena biasanya aku paling senang jika Rico datang karena ada teman main PS bareng. Aku juga tidak mau mendengar hal yang sama dari Rico. Aku tidak mau mendengar apapun dari mereka berdua.
Keesokan paginya aku berangkat lebih pagi tidak menunggu di jemput Rico. Untunglah kami bertiga tidak sekelas jadi waktu bertemu hanya jam istirahat. Aku sengaja tidak makan siang dan memilih menyendiri di perpustakaan agar tidak bertemu dengan Irin dan Riko. Aku benar – benar takut mendengar apa yang akan mereka ceritakan. Aku belum siap terluka.
“ Kok gak makan siang ?” tanya Adit yang tiba – tiba saja ada di depanku.
“ Eh lo, kirain disini gue sendirian … gue gak terlalu lapar “ ujarku bohong.
Akhirnya kami habiskan jam istirahat dengan mengobrol. Sebenarnya Adit cowok yang asyik. Kemarin saat pulang bareng ia banyak bercerita tentang dirinya. Aku heran kenapa Irin menolak cowok sebaik dan sekeren ini.
“ Tadi pagi kenapa gak tunggu aku ?” tanya Riko saat menemuiku pulang sekolah.
“ Aku lupa ngerjain peer, jadi butuh contekan “ jawabku asal.
“ Kamu khan bisa telp suruh aku berangkat pagi “ ujarnya.
“ he.. he lupa “
“ Semalam kenapa tumben jam …
Belum sempat Riko melanjutkan pertanyaannya Irin sudah menarik tanganya.
“ Nanti malam aku ke rumah, jangan tidur !” ujarnya sebelum mengikuti arah kaki Irin. Aku mengangguk sambil tersenyum. Rasa perih makin terasa sekarang. Mereka layaknya orang pacaran. Irin begitu mesra menggamit lengan Riko yang berjalan disisinya. Aku menahan air mata agar tidak runtuh. Seperti inikah rasanya kehilangan seseorang.
“ Lit, ayo pulang bareng gue !” suara Adit membuatku kaget. Kenapa cowok ini selalu muncul di hadapanku tanpa pernah di duga sih … kayak hantu aja !
Untuk menghilangkan rasa sakit aku nekat mengajak Adit jalan – jalan dan nonton. aku ingin melupakan Riko dan Irin. Untunglah Adit seorang yang ceria hingga ia bisa membawaku melupakan hati yang perih. Hampir jam sembilan malam saat kami pulang. Riko sudah menungguku di teras.
“ Ngapain Riko disini ?” tanya Adit melihat tubuh Riko yang berdiri melihat kedatangan kami.
“ Dia khan tetangga gue paling mau ngajakin main PS” jawabku asal.
“ Lit .. gak tahu kenapa gue seneng banget hari ini jalan sama lo “ ujar Adit pelan. Aku menatap wajahnya tak mengerti.
“ Besok boleh khan gue sering – sering ngajak lo jalan “ tanyanya lagi sambil memegang tanganku. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Ada apa dengan cowok ini ? kenapa sikapnya jadi seperti ini ?
“ ok … “ jawabku ragu. Ia terseyum bahagia sebelum akhirnya membuka pintu mobil dan pamit meninggalkanku.
“ Darimana jam begini baru pulang ?” tanya Riko ketus saat aku sudah di hadapanya. Aku menatapnya aneh.
“ Kenapa bisa sama Adit ?” tanyanya lagi masih dengan nada yang sama
“ Kamu kenapa ? lagi ribut ama Irin ? jangan di limpahin ke aku dong !” ujarku tak suka dengan kalimat ketusnya. Ia menariku untuk duduk
Aku diam. Hari ini sungguh membingungkan. Sikap Adit yang berubah aneh. Sekarang sikap Riko juga aneh.
“ Kamu mau cerita apa ? aku capek nih … besok aja gimana ?” ujarku setelah lewat sepuluh menit hanya diam .
“ Kamu berubah “ ujarnya pelan.
“ Berubah gimana ? enggak lah ! cuma hari ini aku beneran capek “
Riko mendesah pelan sebelum akhirnya bangkit dan pulang tanpa bicara apa – apa. Ada yang hangat di kedua mataku. dan itu air mata. Tuhan, kenapa aku tidak pernah siap mendengar apapun dari bibir Riko. Kenapa aku tidak bisa menerima kenyataan. Kenapa aku selalu lari dan menghindar. kuhempaskan tubuh dengan perasaan kesal.
***
Adit dan Lita
Aku menatap wajah Adit yang serius saat mengungkapkan perasaanya. Ia jatuh cinta padaku. Kebersamaan kami beberapa hari ini membuatnya terkesan. Entah apa yang kurasakan saat ini. harusnya bahagia bisa di cintai oleh cowok sebaik, sekeren dan sekaya Adit. Tapi hatiku tetap kosong. Tidak ada sedikitpun nama Adit terukir disana. Dua belas tahun terakhir cuma ada Riko, Riko dan Riko …. Dan aku tak tahu butuh waktu berapa lama untuk menghapus dan mengantinya dengan nama lain.
“ Gimana Lit ? kamu mau khan jadi pacarku “ tanyanya penuh harap.
Aku menarik nafas. Aku tidak tahu harus lari dan sembunyi sampai kapan. Aku mengangguk sambil tersenyum. Adit menggenggam erat tanganku seraya mengucapkan terima kasih. Ada luka yang tambah menganga di hatiku.

Riko dan Irin
Riko menatap Irin yang sedang membereskan buku pelajaranya. Biasanya Lita yang melakukan hal itu jika usai belajar bareng. Apa yang sedang dilakukannya dengan Adit ? apa ia sudah melupakan kenangan selama dua belas tahun ini ? sebegitu mudahnya ia melupakan kenangan itu. Riko menghela nafas untuk mengurangi pedih yang terasa di dada. Ingin rasanya ia berteriak pada Lita agar gadis itu tahu perasaannya yang sesungguhnya. Ingin rasanya ia berlari memberitahu Lita bahwa di hatinya cuma ada Lita .. Lita … dan Lita.
Irin menatap wajah Riko yang sedang termenung. Ia yakin waktu akan membuat Riko bisa mencintainya. Walau untuk itu ia harus menunggu entah sampai kapan.

Di muat di Majalah Teen 2011

Semilyar Cinta Untuk Ayah

 Selasa, 31 Mei 2011


Ayah. Orang yang sering kali terlupa karena kehadirannya yang seakan nisbi di sisi anak-anaknya. Disadari atau tidak, ternyata kenisbian itu berbekas dalam kenangan yang sulit terhapus dalam relung memori anak-anaknya.

Buku "Semilyar Cinta Untuk Ayah" mengungkap begitu banyak kenangan yang, bisa jadi, juga menjadi kenangan bagi anda... tentang keramat bernama "Ayah" yang sering kita acuhkan itu.

“Saya menangis membaca naskah ini. Sungguh, seringkali kita lupa siapa ‘Ayah’ sebenarnya. Kesan kasar, pemarah, tak peduli adalah stigma yang melekat. Di balik sosok keras, ternyata Ayah membentuk karakter. Mewariskan kebaikan yang tidak dapat dilakukan kaum ibu. Tulisan-tulisan dalam buku ini adalah kisah yang menggugah tentang kaum ayah -yang seringkali dimusuhi anak-anaknya- mengajarkan senantiasa bermimpi meraih yang terbaik, bertarung dengan hidup yang keras dan keji, tetap diam dalam keteguhan, bagaimana tetap mencontohkan kebaikan-kebaikan kecil. Dan bahkan ayah, yang paling kasar sekalipun, menyisakan ruang kecil dalam hatinya : demikianlah cinta, yang begitu sulit diungkapkan.”
Sinta Yudisia, Penulis The Road to The Empire I & II

Buku ini bisa membantu kita untuk memahami bahwa mungkin di balik semua ‘kemachoan’ sikap ayah kita, begitulah cara beliau membalas cinta kita. Karena sebagaimanapun galaknya, sebagaimanapun kerasnya seorang ayah, jauh di dalam hati setiap anak, ayah akan selalu menjadi idola dan panutan. Karena dalam hati setiap anak, akan selalu tersimpan cinta bagi sang ayah…"
Haekal Siregar, penulis “Nikah Dini Keren”, ayah 2 anak.

“Seperti Ibu, Ayah adalah kekuatan dan inspirasi. Ia mendorong semua gerak tubuh, imajinasi dan alam pikir kita untuk terus ‘menjadi’... ya menjadi manusia kuat,
berkarakter dan tahan uji. Buku ini menstimulasi pembacanya untuk lebih cepat dalam proses ‘menjadi’ ini.”
Taufan E. Prast, penulis, editor dan Ketua FLP Jakarta.

Dapatkan di Toko buku terdekat di kota kalian ya :)

Wujudkan mimpimu, sebuah episode pengamen

Selasa, 31 Mei 2011




Judul : Wujudkan Mimpimu: Sebuah Episode Pengamen
Penulis : Ceko & Pemenang Lomba FF Pengamen Cinta
Tebal : viii + 165 hlm
ISBN : 978-602-9079-54-8
Harga : Rp 38.700,-


Hingga kini, terwujud sudah antologi flash fiction: “Wujudkan Mimpimu: Sebuah Episode Pengamen” yang berisi 50 karya penulis terpilih. Plus sebuah flash fiction yang diadaptasi dari cerita pementasan teater “Wujudkan Mimpimu” yang diperankan oleh Anak-anak Komunitas Tol Pasteur di bawah naungan Ubuntu Theatre Organization, ‘mainteater’, dan Yayasan Bahtera.

Barisan huruf, rangkaian kata, dan kalimat dalam buku ini seolah bukan hanya bentuk visual bacaan inspiratif, namun akan terasa berubah menjadi audio berbentuk rangkaian nada-nada mayor-minor. Seperti saat mendengarkan para musisi jalanan menjual suaranya, apakah akan kita dengarkan atau abaikan begitu saja?

“Buku yang inspiratif dan humanis. Kisahnya pendek-pendek, namun menghentak, menghunjam rasa kemanusiaan, membangun empati pada orang-orang yang terpinggirkan, sekaligus pembangkit semangat. Bahwa harapan itu selalu ada. Layak dibaca oleh para pejuang kehidupan.”
(Tethy Ezokanzo, penulis lebih dari 25 buku)

Baca kisahku " Sweet Couple On The Bus" dalam buku ini

E love Story

Selasa, 31 Mei 2011


 

Bagaimana kebimbangan hati Windi saat harus memilih aktifis kampus yang pintar atau kekasihnya, seorang pecandu narkoba yang keluar masuk penjara?

Akankah cinta diatas segalanya?

Temukan jawabanya di cerpenku " RINDU UNTUK WINDI " yang termasuk dalam Antologi E love story # 11

Baca juga cerpen - cerpen keren lainya :
* Rindu Untuk Windi, Evie
* Suatu Kemantapan Hati Akan Membuahkan Cinta, Annisa Husnu Syifa
* Dear Loppy, Isyia Ulfa
* Ketika Cintanya Hampir Berakhir, Ngatini
* Layar Maya Mall Pelangi, Dian Ratnasari
* Mails For Arana, Mutia Maharani Amarna
* My Lovely On My Facebook, Dinda Ahlul Latifah
* From Internet I Got My Love, Alexandra Yashinta Pusparini

Cara Pemesanan buku-buku E-Love Story ini dapat melalui email, caranya:

kirim email ke writers4indonesia@gmail.com
Harga buku @Rp 45.000,- (Belum termasuk ongkos kirim)
Format Email-nya seperti ini:

Subject: Order E-Love Story buku #21

Isi:
nama penerima:....
Alamat lengkap: ….
nomor telepon: …
Harga buku : ….
jumlah buku: ….

* Royalti dari penjualan buku E-Love Story akan di sumbangkan untuk kegiatan sosial

Kolase season 2, Dari Balik Jendela

Selasa, 31 Mei 2011






KOLASE SEASON 2!!

Tebal : 289 halaman
Penerbit: Rumah Pena, Indie Publishing
Harga : Rp 44.000,-,


Lebih banyak kisah, lebih banyak intrik, lebih banyak perjuangan hidup...
Mengusung kenyataan bahwa LIFE IS NEVER FLAT....
KOLASE SEASON 2...merangkum 25 cerpen ciamik dari 25 penulis yang tersebar dari berbagai daerah di Indonesia.


Dimulai dari Perjalanan...

Kebimbangan seorang gadis untuk memilih, meneruskan perjalanannya atau justru mengurungkannya, beranjak ke sebuah kisah cinta di panti asuhan, cinta yang mengusik naluri keibuan seorang perempuan, cerita beralih pada belati yang memiliki kisah panjang dan berakhir melenceng dari niat awal pembuatannya.

Apa jadinya jika seorang anak yang resah menghadapi perubahan bentuk tubuhnya, seorang duda yang kebingungan menghadapi putrinya yang beranjak remaja dan seorang perempuan dewasa yang lelah mencari belahan jiwanya bertemu?

Perjuangan seorang anak menyatukan kembali kedua orangtuanya, kisah perebutan sebutir telur di penjara, elegi kembang desa yang kecantikannya tak abadi, misteri di hutan belantara Kalimantan, perselisihan dua saudara yang berakhir pilu, kisah penjual pigura bertangan satu, perjalanan tobat seorang mantan narapidana, kisah dua lelaki bias gender, ketegaran seorang gadis menghadapi penyakit mematikan, lalu ada apa dengan Rum dan sepotong singkong?

Ada pula curhatan seorang ibu muda yang kadang berubah menjadi monster saat menghadapi jagoan ciliknya, kebingungan seorang tukang becak ketika harus memilih pemimpinnya, seorang anak yang mencari ibunya yang telah lama menghilang,

di sisi lain justru ada seorang anak yang menolak bertemu dengan ayahnya yang dulu tega meninggalkannya...

Hati tersentuh kala mendengar kisah miris dua gadis kembar, perebutan warisan yang berakhir mengejutkan, keinginan kembali pada jalan yang benar seorang gadis sekarat, apa yang terjadi pada senja terakhir di taman kota?

Apakah ada persamaan antara almanak dan ramalan Jayabaya? Ada apa dengan indera keenam Jesica? Bagaimana nasib seorang penebang pohon yang tersesat dalam belantara hutan lalu dikeroyok seluruh penghuni hutan? Kemudian pepohonan hutan melilitnya menuntut balas...

Begitu banyak kisah menarik yang layak untuk disimak. Dan ketika kita membacanya, bagaikan menyaksikan potret kehidupan...

99% CASSH

Selasa, 31 Mei 2011


 

Allhamdullilah, naskahku yang menang dalam lomba "Kisah Ringan Seputar Kecantikan/Kesehatan" masuk ke dalam buku Antologi "99% CASSH "

Ingin tahu bagaimana menjadi 99% CANTIK, SEHAT dan SHALIHAH..?
Ini adalah sebuah buku panduan kecantikan dan kesehatan dari a - z, dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Dengan membaca buku ini Insya Allah kita akan banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk menjadi seorang muslimah dengan pribadi yang jauh lebih menarik.

Harga Buku : Rp 38.000
Tebal : 238 hal
tersedia di toko buku terdekat di Kota kalian

Bicaralah Perempuan

Selasa, 31 Mei 2011



Judul : Bicaralah perempuan!!!
Penulis : Kahar S Cahyono dkk
Tebal : xvi + 218
Harga : Rp 45.000,-
Sinopsis :

Bicaralah Perempuan adalah buku yang menyuarakan tentang berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. Buku ini, meski banyak berbicara tentang luka, penghiatanan, dan air mata; namun tidak hendak mengajak anda berlarut-larut dalam duka. Sebaliknya, berharap ini akan menjadi halilintar yang membangunkan banyak orang dari mimpi panjang. Kekerasan terhadap perempuan begitu nyata, sangat dekat, dan menuntut partisipasi kita semua tanpa harus berfikir lambat.

Hebatnya, setiap bagian dalam buku ini membawa pesan tersendiri. Kendati kebanyakan dari mereka adalah penyangga keluarga dan tidak punya cadangan hidup, tetapi bagi mereka perjuangan martabat manusia sebagai perempuan harus lebih penting. Mereka tidak takut lapar, tidak takut dipecat, tidak takut miskin.

Perjuangan bukan saja untuk mereka, tetapi mereka ingin yang lain tidak mengalami hal serupa. Proses pembuktian yang tidak rasional dan tidak ramah korban, posisi yang dilemahkan dan akses jaringan vertikal yang tak berbanding dengan pelaku, stigmatisasi dan penyalahan korban; semua dilampaui sebagai perjuangan. Inilah bentuk nyata korban yang jadi pembela.

Kita mahfum, pelecehan seksual kerap lebih samar karena salah satu ukurannya adalah tindakan pelecehan tersebut "tidak berkenan atau tidak dikehendaki" oleh si korban. Jadi tindakan fisik, lisan, sikap, isyarat seperti rabaan, siulan, rayuan, mimik atau tatapan yang berkonotasi seksual, bisa masuk katagori pelecehan seksual ketika si korban tidak menghendakinya. Tetapi memang ini menjadi debat teoritik, karena dalam satu kultur patriarkat (budaya yang mengunggulkan laki-laki), tindakan terhadap perempuan lewat siulan, godaan, colekan, dianggap lazim, baik bagi si korban maupun pelaku yang tidak bisa berjarak dari kultur tersebut. Bahkan si perempuan merasa tersanjung dan laki-lakinya merasa jantan dan ”gaul”.


Baca Kisah nyata curhat seorang sahabat kepadaku dalam cerita
" ME VS MY BOSS "

Gado Gado Cinta

Selasa, 31 Mei 2011



Judul : Gado-gado Cinta
Penulis : Penulis2x keren termasuk diriku ... he2x narsis.com
Tebal : viii+324 hlm
Harga : Rp 52.000,-

Sinopsis :

GadoGado Cinta, adalah 34 kumpulan kisah tentang cerita seputar percintaan antara sepasang sejoli yang sedang kasmaran. Sememangnya Cinta merupakan anugerah yang mempunyai definisi sangat beraneka ragam – selayaknya makanan yang bernama gadogado. Namun dari zaman ke zaman bahkan sampai dunia ke penghujungnya nanti, sesuatu yang bernama cinta akan kekal dan tidak pernah rapuh dimakan usia. Cinta yang murni, adalah dambaan setiap cucu Adam untuk mendapatkannya, namun tidak semudah itu mencarinya.

Lewat buku ini, pembaca diajak memahami liku-liku kisah percintaan yang ternyata menjadi sedemikian unik saat seseorang melalui dan mempertahankan manis dan getirnya kisah cinta yang sudah digariskan untuk dirinya. Istilah seperti pacaran, backstreet, atau selingkuh turut mewarnai kepelbagaian cerita dalam GadoGado Cinta. Bumbu-bumbu, dan manis pedasnya kisah yang disajikan dalam kumpulan cerita cinta ini memang sangat pas, bahkan boleh dibilang sangat fresh and spicy seperti rasa GadoGado yang bisa dinikmati oleh siapa saja, kapan saja, tidak kira usia.

Membaca cerita dalam buku ini, berarti anda telah maju selangkah ke depan untuk memahami semurni mana nilai cinta yang anda miliki untuk si dia, Sang Terkasih dalam sangkar hati.

Baca kisah cintaku " BACKSTREET LOVE " dlm buku ini yaa ....... dijamin bakalan nangis bombay n mengharu biru.... T_T

Anak Kos Gokil

Selasa, 31 Mei 2011



CUMA MO BILANG SATU KATA AJA ! ( kayaknya lbh dari satu kata ding !)

Semua rahasia berkelas "asyik dan meaning full" ala anak kos tuh ada disini, Tepe tepe ( tebar pesona ) dengan kosan sebelah, hubungan rumit yang gak bisa di lukiskan ama duit berapapun antara ibu/bapak kos dgn anak kos, strategi bertahan hidup yg kadang gak senonoh stadium parah-kronis, warna warni gaul ama aneka teman kosan yang rese, pelit, sok imut, aneh, najong, melankolis, de el el ... semuanya ada disini

PACAR ( KOK ) SIMPANAN, adalah ceritaku diantara banyak kisah super duper lucu lainnya, gimana sih rasanya punya pacar ganteng yg direbutin ama temen2 sekos ampe pada jungkir balik pedekatenya n gimana juga rasanya dilabrak am istri orang di sore hari yang cerah !

LOVELY RAMADHAN

Selasa, 31 Mei 2011


 



* Ukuran: 14 x 21 cm
* Tebal: 320 hlm
* Isi: book paper bw
* Cover: art cartoon 210 gr, laminating glossy, bindding, wrapping

Antologi kisah-kisah unik dan mengharukan di bulan Ramadan bersama 60 penulis lainya

based on true story lho !
kisahku " CINTAKU ADALAH CINTA MEREKA " adalah cerita yang membuatku bangkit dari keterpurukan akibat patah hati ... penasaran pengen tau ?

c'mon guys .... check this out quickly ......
thank u .....

Kolase, Pernik Kehidupan

Selasa, 31 Mei 2011




Judul Buku : KOLASE, PERNIK KEHIDUPAN
Pengarang : Sebelas penulis perempuan
Penerbit : Rumah Pena Publishing
(Cetakan 1, Mei 2010)
Tebal : 133 halaman
Harga : Rp 35.000,- ( Mau diskon ? hubungi aq di Inbox ya ! )

PERNAK PERNIK KEHIDUPAN MANUSIA
Hidup
ini seperti Kolase. Di mana banyak potret peristiwa masa lalu yang
disusun acak tapi menarik. Semua kejadian dalam hidup setiap manusianya
pada dasarnya adalah pernak-pernik kehidupan.
Inilah yang mengawali
ide sehingga kumpulan cerpen yang terdiri dari sebelas cerita yang
ditulis oleh sebelas penulis yang berbeda di setiap cerita, diberi
judul : KOLASE, PERNIK KEHIDUPAN. Penulis-penulis yang tergabung dalam
Kumpulan Cerpen ini adalah penulis-penulis yang telah banyak
menghasilkan karya tulisan, ada yang telah menulis banyak novel,
menulis skenario film televisi, maupun menulis cerita-cerita pendek.

Benang
merah semua cerita yang terangkum dalam kolase adalah : CINTA, cinta di
sini bukan hanya kisah cinta antara sepasang kekasih, tapi cinta yang
lebih luas, universal. Ada kisah cinta seorang bayi yang masih di dalam
kandungan kepada ibu yang mengandungnya, cerita ini terdapat dalam
cerpen berjudul BUAH HATI SEPTI karya Arumi.

Cinta terpendam
seorang cacat kepada tunangan saudara kembarnya yang mengulik
keingintahuan dapat disimak dalam cerpen berjudul : CINTA UNTUK DAMAI
buah karya Achi TM. Ada juga cerita yang berkisah tentang cinta seorang
kakak kepada adiknya yang autis, cerita ini berjudul : CINTA DUA MITA,
ditulis dengan apik oleh Evie.

Suasana pantai yang romantis
dipilih sebagai setting kisah yang juga romantis tentang cinta yang
dipendam selama delapan tahun dalam cerpen berjudul DELAPAN TAHUN karya
Tochterty.

Kisah tentang perselingkuhan mungkin sudah sering
kita dengar, tapi dalam cerpen berjudul DILEMA HATI RAHADI karya Riri
Ansar, akhir ceritanya sungguh mengejutkan dan sayang bila dilewatkan.

Ada
lagi kisah unik yang terjadi di California, tentang seorang remaja
blasteran Indonesia-Amerika yang diam-diam jatuh cinta pada teman
ibunya yang lebih pantas menjadi pamannya. Cerita menarik ini dapat
dinikmati dalam cerpen berjudul THE PROMISE I HAVE MADE karya Rachma
MJ.

Cerpen berjul RIVAPUJI karya Widuri, seolah ingin
menjabarkan, bahwa cinta kadang termaknai dengan aneh, hingga tak jelas
apakah itu bisa disebut cinta atau hanya obsesi seorang ikhwan
psikopat.

Pun cinta bukan hanya bisa terjadi antara seorang
pria dan seorang wanita. Cinta dapat menelusup diam-diam dalam hati
seorang pria kepada sahabat prianya, cerita ini dapat disimak dalam
cerpen berjudul : OH MY GOD! karya Yuni Fitriyani.

Di antara
beragam kisah cinta, tak luput juga cerita tentang seorang remaja SMU
yang berjuang mempertahankan prinsipnya yang anti pacaran sebagai
bentuk nyata dari usahanya menjalankan perintah agama dengan
sebaik-baiknya. Kisah ini terjalin dalam cerpen berjudul UJIAN PERTAMA
UNTUK JILBAB ZAHRA karya Putri Zakiyyah.

Bahkan uneg-uneg
seorang ibu muda yang memutuskan berhenti berkarir agar dapat lebih
fokus merawat balitanya, dapat menjadi cerita menarik dengan metode
penulisan baru, kisah ini ada dalam cerpen berjudul METAMORFOSIS karya
Lulu Elmaknun.

Dan kisah cinta masa lalu bisa terungkap hanya
dari pertemuan kebetulan di sebuah perpustakaan. Kisah menarik dan
membuat penasaran ini ada dalam cerpen berjudul SUATU SIANG DI LIBRARY
karya Ifa Avianty.

KU MINTA KAU MENDUA

Selasa, 11 Januari 2011



Ini emang ide gila yang pernah kuungkapkan seumur hidupku. Aku menyuruh Dimas cowok tercintaku untuk mencari cewek lain. Semua kulakukan bukan karena aku tidak cinta lagi padanya tapi beasiswa yang kudapat dari kantor papa untuk melanjutkan sekolah ke Aussie mengharuskanku untuk berpisah sementara darinya Menurutku lebih baik Dimas mencari pacar baru dengan sepengetahuanku daripada aku sudah setia padanya tapi saat kembali aku melihatnya sudah dengan cewek lain.
“ Kamu tuh udah gak waras ya, Nad ?” ujar Dimas marah saat kuungkapkan ide gila itu.
“ Aku cuma gak siap aja kalo nanti saat kembali harus lihat kamu udah sama cewek lain “ ujarku pelan.
“ Kamu pergi khan cuma setahun, lagipula kamu pikir aku bukan cowok setia “ tukasnya masih dengan nada tinggi.
“ Kata orang hubungan jarak jauh itu riskan banget ama perselingkuhan.” lanjutku dengan nada gamang.
“ Kamu kali yang bakalan selingkuh bukan aku “ rutuknya sambil merengut.
Aku cemberut. Entah kenapa aku ngotot ingin sekali melihatnya dekat dengan cewek lain sebelum pergi. Aku tidak ingin selama disana diliputi ketakutan apakah Dimas selingkuh atau tidak. Jadi lebih baik perasaan sakit itu dirasakan sekarang daripada nanti.
“ Nadia, aku tahu Australia itu jauh dan belum tentu dalam setahun itu aku bisa jenguk kamu, tapi sekarang khan jaman udah canggih ada telepon atau internet dan kita bisa berhubungan kapan aja “ urai Dimas panjang lebar.
“ Tapi itu khan terbatas” potongku.
“ Sekarang aja gak setiap hari kita jalan bareng meski satu sekolah, kita sama – sama punya teman dan hobi masing – masing jadi gak ada bedanya .” jelasnya seolah membaca perasaanku.
Aku terdiam lama. Dimas meraih tanganku.
“ Kamu cuma lagi khawatir kehilangan aku karena kita bakalan terpisah tapi seiring dengan waktu nanti juga terbiasa” bujuknya.
“ Iya, terbiasa tanpa aku !” sungutku.
“ Tuuh khan …. Kamu jangan parno gitu dong ! pacar kamu dukung untuk maju malah disuruh yang aneh – aneh “ ujarnya sambil mengelus rambutku.
“ Kamu pacaran sama Rani aja, ya Dim ! dia sahabatku yang paling baik kok !” usulku dengan perasaan tak berdosa.
Dimas langsung melotot dan berdiri lalu meninggalkanku tanpa bicara apapun. Ia benar – benar marah atas usulan gilaku. Tidak diperdulikannya suaraku yang berteriak memanggil namanya.
***
Kemarahan Dimas terus berlanjut. Sudah tiga hari kami tidak saling tegur sapa. Aku main ke kelasnya dicuekin, telepon gak diangkat dan sms gak dibalas. Aku tahu aku salah tapi aku ingin ia mengerti apa yang kurasakan. Aku yakin sekali kami sama – sama tidak bisa mempunyai hubungan jarak jauh. Aku cuma ingin saat kutinggalkan ia sudah bersama dengan cewek lain yang menurutku pantas dijadikan pacarnya. Setidaknya walau aku tidak bersama dengannya aku masih bisa mendengar dan melihat dia bahagia dengan orang yang aku kenal.
“ Lo emang pacar yang aneh, Nad ! punya cowok sebaik Dimas malah disuruh pacaran ama cewek lain, pantas aja kalo dia marah “ omel Ika teman sebangkuku.
“ Trus sekarang harus gimana ? gue udah kirim sms minta maaf tapi gak ditanggapi dia malah makin cuek ama gue “ keluhku.
“ Rasain lo ! sekarang gue rasa kalian bubar beneran.”
Ada yang sakit diujung hatiku mendengar kalimat Ika. Apa mungkin Dimas semarah itu dan ujungnya kami putus ?. Duuh aku belum siap mendengar kata putus darinya. Apalagi semuanya gara – gara keinginanku. Waktu keberangkatanku tinggal dua minggu lagi. Haruskah dalam dua minggu ini aku kehilangan dirinya ? bukan ini yang kuharapkan. Aku tidak ingin pisah darinya dalam keadaan bermusuhan. Aku ingin saat pergi ia sudah bersama seseorang yang kuanggap bisa menjaganya seperti saat aku bersamanya.
Aku sedang membereskan buku – buku untuk dibawa saat Rani muncul di pintu kamar.
“ Tahu aja lo kalo gue lagi butuh bantuan” ledekku.
“ Gue tahu pasti dua minggu ini lo bakalan sibuk makanya gue kesini “ ujarnya seraya mulai membantuku memilah buku.
” Gimana kabar Dimas ?” tanya Rani pelan.
” Gak tahu, udah beberapa hari ini gue gak ketemu dia ”
” Kalian sedang bertengkar ?”
” Enggak ! Cuma akhir – akhir ini gue sibuk banget ngurus kepindahan gue, jadinya rada cuek ke dia ” ujarku bohong.
“ Hm, sebenernya ada yang mau gue omongin “ ujarnya serius.
“ Waduh ngomong lo jangan sok serius gitu dong !’ candaku sambil mencubit pipinya.
“ Nad, Dimas minta gue jadi pacarnya “ ujarnya pelan tanpa menatap wajahku.
Sontak buku yang ku pegang jatuh kebawah. Aku tak percaya atas apa yang diucapkan Rani barusan. Tempo hari aku memang menyuruh Dimas untuk menjadikan sahabatku ini pacar barunya. Aku sama sekali tak menyangka jika keinginanku itu sekarang dibuktikan.
“ Nad, gue minta maaf atas ucapan gue barusan, gue juga masih bingung kenapa Tiba – tiba Dimas minta gue jadi pacarnya, memangnya kalian sudah putus ?” tanyanya melihatku masih bengong.
“ Gue …. “ aku bingung harus mulai darimana. Ini semua ideku dan Rani tidak boleh tahu jika Dimas ingin menjadikannya pacar karena keinginanku.
“ Hm, iya kami udah putus ! gue takut gak bisa setia selama di Aussie jadi lebih baik kita pisah “ terangku bohong.
“ Tapi kalian putus baik – baik khan ? gue gak mau orang lain menyangka gue merebut Dimas dari lo ?” tanyanya lagi.
“ Emangnya lo mau jadi pacarnya dia ?” tanyaku mulai panik.
Rani tersipu malu seraya mencubit pipiku.
“ Siapa sih yang gak mau punya pacar seganteng dan sebaik Dimas, gue aja suka iri lihat kalian berdua “ ujarnya sambil tertawa.
Saat ini rasanya aku sedang tidak menapak bumi. Ya Tuhan inikah rasanya patah hati. Ada yang hancur lebur di lubuk hatiku yang paling dalam. Inikah balasan yang kuterima akibat ulahku. Aku sama sekali tidak menghargai cinta Dimas hingga akhirnya ia memilih pergi dariku dan menuruti semua keinginanku. Ku tahan nafas menahan detak jantung yang bertubi – tubi. Di hadapanku terlihat wajah Rani yang masih merona bahagia.
***
Semangatku untuk melanjutkan sekolah keluar negeri rasanya sudah lenyap. Aku tidak ingin kehilangan Dimas. Aku tidak ingin kehilangan cintanya. Ide gilaku tempo hari ternyata kini membunuhku. Sekarang apa yang harus kulakukan? semuanya berjalan sesuai keinginanku. Harusnya aku senang Dimas punya pacar baru yang sudah ku kenal baik hingga aku tak perlu cemas. Tapi kenapa hatiku terasa berdarah ? kenapa hatiku rasanya makin hampa ?.
“ Udahlah gak usah ditangisin, semuanya udah terjadi dan sesuai keinginan lo khan ? “ ujar Tika melihatku berurai air mata.
“ Sakit banget rasanya, Tik !” isakku.
“ Mudah – mudahan di aussi lo ketemu cowok yang jauh lebih baik dari Dimas, apalagi kalo dapat cowok bule “ ujarnya berusaha menghibur.
Aku tersenyum tipis mengingat kini Rani sering cerita soal hubungannya dengan Dimas. Dimas memang cowok yang perhatian pada pacarnya jadi wajar saja jika Rani merasa tersanjung. Ia memanjakan Rani dengan hadiah kecil, jalan bareng ke tempat yang dulu biasa kami datangi dan mau mengantar Rani kemana saja Sebenarnya aku tidak tahan mendengarnya tapi apa boleh buat semuanya terjadi atas ijinku. Sikap Dimas padaku lebih menyakitkan, ia seolah tidak pernah mengenalku. Jika kami bertemu di sekolah tak sekalipun ia memperlihatkan sikap ramah. Aku hanya bisa menahan nafas dan menerima resiko atas apa yang telah kuperbuat

***
Ini malam terakhir aku berada di Jakarta. Besok siang aku sudah harus berangkat. Sampai detik ini Dimas tidak menghubungiku meski untuk mengucapkan selamat tinggal. Kupandangi foto kami berdua untuk yang terakhir kali sebelum kumasukan ke dalam laci meja. Semuanya sudah selesai sesuai apa yang kumau. Besok aku harus memulai hari baruku tanpa Dimas.
“ Nad, ada Rani dan Dimas di depan “ teriak mama dari luar kamar.
Duuh, mau apa mereka kemari. Aku benar – benar tidak sanggup melihat mereka berdua. Aku yakin mereka ingin mengucapkan selamat tinggal sekaligus berterima kasih atas kebaikanku menerima mereka sebagai pasangan.
“ Hai, Nad ! masih beberes ya “ sapa Rani ramah.
“ Iya, persiapan buat besok “ jawabku pelan.
Ada yang membuncah di dadaku melihat Dimas duduk di samping Rani. Hatiku semakin sakit. Lebih baik aku pingsan dan tidak bangun lagi daripada harus melihat mereka. Kepalaku tiba – tiba pusing bayangan Dimas dan Rani mulai mengabur. Ada apa ini kenapa semuanya jadi buram ?
” Nad lo gak apa – apa ?” tanya Rani cemas sambil memegang tanganku
Aku menggeleng lemah. Ku pijit kepalaku yang makin berdenyut sakit.
” Kecapean kali !” ujar Dimas pelan.
Aku menatapnya lama. Apakah aku benar – benar kehilangan dirinya ? apakah cinta yang selama ini ada diantara kami begitu mudah ia lupakan ? apakah kenangan yang terjalin dan terajut begitu indah sudah dikuburnya ? apakah tidak ada setitikpun rasa kehilangan aku ? ingin rasanya kuteriakkan semua kalimat itu padanya. Pancaran mata itu benar – benar sudah bukan untukku lagi. Ku tarik nafas dalam dan menutup mata seraya berharap Tuhan memberikan kekuatan, tapi saat kubuka mataku aku tak melihat apa – apa. Kenapa semua menjadi gelap ?
Entah berapa lama aku tertidur. Ketika tersadar aku sudah berada di atas tempat tidurku.
“ Kamu pingsan hampir satu jam,Nad ! kamu kenapa ?” tanya mama cemas.
Aku menggeleng lemah.
“ Kalau kamu gak siap untuk pergi besok , bisa ditunda kok “ tambah papa.
Aku menggelengkan kepala seraya meyakinkan mereka bahwa aku tidak apa – apa cuma kecapean karena sibuk mengurus segala keperluanku. Mereka bilang jika Rani dan Dimas pamit pulang karena takut mengganggu istirahatku.
***
Bandara Soekarno Hatta ramai dengan penumpang yang hilir mudik. Kulirik jam tangan setengah jam lagi aku berangkat. Aku memang pecundang sejati yang tidak mau berjuang untuk mempertahankan cinta. Seandainya aku tidak membuat ide gila itu mungkin saat ini Dimas ada disisiku untuk mengantar. Ah sudahlah, tidak ada yang perlu disesali setidaknya aku masih tetap bisa mendengar kabar tentangnya dari Rani. setidaknya aku tahu keadaan dirinya akan selalu baik – baik saja karena aku percaya Rani tidak akan menyakiti hatinya. Tak ada satupun benda yang mengingatkanku akan Dimas kubawa. Aku ingin memulai hari baruku tanpa Dimas. Biarlah Dimas menjadi sebuah kenangan yang tidak akan pernah kulupakan.
” Udah siap ?” tanya Papa menyadarkan lamunanku.
Aku mengangguk lalu berdiri dan mengambil tasku.
” Nadya ........ ! ” suara teriakan seseorang dari belakang menahan langkahku. Terlihat Ika, Rani, Sisil, Virni dan teman – teman sekelasku yang lain. Aku juga melihat bayangan Dimas diantara mereka.
” Aduhh ... kalian gimana sih ! gue khan udah udah bilang jangan dianter ” seruku karena jauh – jauh hari aku berpesan untuk tidak mengantarku, karena akan membuatku sedih.
” Siapa yang mu nganter lo ? kita kesini cuma pengen main trus foto – foto buat di pesbuk ” jawab Sisil centil.
” Iya, trus ngeliat lo kayak mau pergi gitu ! ya udah kita samperin ” tambah Ika.
Aku menggeleng melihat mereka berdalih memberikan alasan. Ku lirik sekilas Rani yang tampak asyik ngobrol dengan Dimas. Aku menghela nafas panjang melihatnya.
” Kalo ada bule kece langsung paketin ke gue ya !” seru Ika setelah melihat ada kabut yang bermain dimataku.
Aku mengangguk sambil tersenyum.
” Ayo kita antar Nadya sekarang ” seru Ivan cowok paling rame dikelasku setelah mendengar pengumuman dari operator bandara.
Aku memeluk temen – temanku satu demi satu. Keharuanku tidak terbendung lagi, meski aku hanya pergi selama setahun tapi tetap saja aku merasa kehilangan dengan semua canda tawa meraka.
” Jaga diri lo baik – baik ya, kalo pengen curhat tinggal online .... online ” seru Rani ceria.
Aku tertawa mendengar candanya.
” Gue titip Dimas ya !”ujarku pelan. Akhirnya aku tak tahan dengan perasaanku sendiri. Meski untuk yang terakhir kalinya aku tetap tidak bisa membhongi perasaaanku.
Rani tertawa lalu memelukku kembali.
” Dimas gak akan kemana – mana Nad, Cintanya masih buat lo ” bisiknya pelan.
Kulepas pelukannya lalu menatap Rani heran. Dimas menghampiriku lalu memberikan bngkusan kado berwarna pink. Aku menatapnya tidak mengerti.
” Kalo kamu kangen sama aku peluk boneka ini aja ya ” ujarnya sambil tersenyum lalu mengacak rambutku. Aku masih terpana menatapnya.
” Lo gak bisa bohongin perasaan lo sama gue, Nad ! kemarin itu Dimas lakuin cuma pengen tahu perasaan lo sesungguhnya ” terang Rani.
” Jadi ?” tanyaku masih tak mengerti.
Dimas memelukku disertai suara riuh anak – anak.
” Ternyata cinta kamu masih untukku, aku akan disini menunggu kamu pulang” bisik Dimas lembut di teligaku.
Ada yang luruh di hatiku dan itu bahagia. Ku tatap wajahnya mencari kesungguhan disana. Dimas menggangguk pasti lalu mengacak kembali rambutku. Kini air mataku benar benar jatuh. Ternyata membohongi perasaan sendiri sangat tidak enak rasanya . Biarlah waktu yang akan menguji perjalanan cintaku karena aku yakin saat jarak memisahkan aku dan Dimas bisa melewati itu semua.

***

Dimuat di Majalah TEEN 2010

Give Up

Selasa, 21 Desember 2010

 


sometimes i wanna give up
i wanna give in
i wanna quit the fight

really .... what can i do this time

everyday i blame my self for what i've done
look what i do in the past seven mounth ... nothing !
even, i can't make myself better
do u think is about " that " ?
maybe for 75 %, right
i wanna run away as far as i can from here ... from everybody arround me
sometimes i feel God angry to me.... but it was wrong !
HE never left me .. but i haven't talk to HIM in deep

really i wanna run away as far as i can ....

Feeling guilty

Sabtu, 05 Juni 2010

 

maybe i made wrong decision in the past
maybe i'm not doing anything to fix that
maybe i feel hopeless to start a new one 

God,
something happen yesterday and it make me sad
from the bottom of my heart i cry ....
i don't know what i must to do ...
plis,, let this feeling end 

Where Are You?

Kamis, 04 Maret 2010


 

hai ....
u know ... i really miss you ..
for almost six mounth we're never talk ... like ussualy i still busy with myself
eventhough there's nothing to do .. xixiixi
where u hiding ? i've been looking 4 u everywhere .. but still can't find it..
did somebody kidnape u ? maybe ... they want to know how close we are ..
there's alot of words that i want to write .. but it can make me regret for what i've done .. n i don't want happen to me ...
my english worse hah ? he2x ... of course lah ... wong cuama tau kata-kata ini doangan ...
please .... show me where u are ? i really want to talk to you ..
i miss you ... i really miss you ...


cold, silent, rainy outside ... begining of march '10 ...

Double Rio

Sabtu, 02 Januari 2010




Pernah gak ketemu dengan orang yang sama dalam satu hari tapi dengan kondisi dan situasi yang jauh beda ? bisa jadi sering terjadi. Tapi buat aku gak mungkin bertemu dengan Rio yang selama ini kukenal tiba – tiba berubah 360 derajat dalam satu hari. Gak mungkin Rio yang sukanya bawa mobil mewah ke sekolah, selalu tampil keren dengan gayanya yang borjuis tiba – tiba aja jadi kondektur bus. Bisa hancur reputasinya sebagai artis sinetron pendatang baru yang sedang naik daun.
“ Lo yakin yang lo liat itu Rio ? “ tanya Viona sobat karibku.
“ Sumpe ! dia di depan mata gue narikin duit ke penumpang “ seruku menegaskan obrolan.
“ Emang banyak sih orang di dunia ini yang sama, bisa jadi cowok yang lo liat itu cuma mirip doang.”
“ Mungkin sih ! tapi kenapa mirip banget ya “ ujarku heran.
Beberapa menit kemudian Rio melintas di depan kami dengan tampang sok coolnya itu. Gak mungkin banget khan cowok sombong itu jadi kondektur. Sikap arogannya membuatku semakin tak yakin kalau cowok yang kulihat di atas bus adalah dia.
***
“ Viona sini buruan !” teriakku histeris pada Viona yang masih asyik ngutak ngatik HP.
“ Apaan sih !”
“ Tuh, lo lihat cowok yang lagi bersihin bus di seberang sana, itu bukannya Rio “
Viona segera mengedarkan pandangan pada sosok tubuh yang kutunjuk dan tersentak kaget. Dalam sekejab ia langsung menarikku turun dan membawaku menaiki bus yang sedang dibersihkan oloh cowok yang mirip Rio itu. Tanpa basa – basi kami berdua langsung duduk di hadapannya dan dengan seksama memperhatikan gerak – geriknya.
“ Maaf mbak, bus ini gak jalan sedang dibersihkan “ sapanya sopan.
Kami berdua masih termangu menatap sosok di hadapan kami.
“ Maaf sekali lagi mbak, bus disebelah sana yang jalan “ tunjuknya pada bus yang tadi kami naiki.
“ Rio, lo lagi nyamar ya ?” tebak Viona tanpa basi – basi.
“ Rio ? maaf mbak Rio siapa ya ?” tanyanya heran.
“ Lo Rio khan artis sinetron itu ?”
“ Ooh .. bukan saya Aldo “
“ Yang bener ?” tanya Viona penasaran.
“ Hm, sebenarnya gak cuma mbak yang nyangka saya Rio, banyak penumpang lain yang suka tanya kaya gitu, tapi saya bukan dia “ terangnya.
“ Kok, lo mirip banget sih !”
“ Masa sih !” jawabnya heran seraya menggaruk – garuk kepalanya.
Aku dan Viona saling berpandangan. Rio dan Aldo bak pinang dibelah dua. Sama – sama putih, tinggi dan ganteng. Letak perbedaannya Aldo jauh lebih ramah ketimbang Rio yang sombong dan arogan itu. Meski Aldo hanya memakai kaos puith, jins belel dan sendal jepit tetap saja kelihatan ganteng tidak beda dengan Rio.
“ Apa mungkin mereka kembar terus terpisah Rio jadi anak orang kaya sedang Aldo anak orang gak punya “ bisik Viona.
“ Idih ! sinetron banget sih lo “ ujarku gusar.
“ Eh, bisa aja Kay!” serunya.
Aku tertawa dalam hati. Jika mereka kembar gak mungkin banget orang tua Rio memisahkan anaknya apalagi mereka keluarga kaya. Gak ada alasan untuk membuang atau memisahkan mereka.
***
Seringnya bertemu dengan Aldo di terminal atau di atas bus membuat kami jadi saling kenal. Tak jarang jika bus sepi penumpang Aldo ngobrol dengan aku dan Viona. Ternyata umur kami sama. Tiap pulang sekolah ia langsung ke terminal untuk bekerja dan baru akan pulang jam tujuh malam. Kadang aku dan Viona sengaja menunggu bus miliknya berangkat agar bisa lebih banyak ngobrol.
Dibalik sikap baik dan ramahnya ternyata Aldo juga pintar. Ia sangat menguasai pelajaran eksak. Langsung saja kami tawari pekerjaan jadi guru privat awalnya ia menolak tapi setelah aku bilang akan membayar jerih payahnya ia pun bersedia. Akhirnya kini seminggu dua kali ia datang kerumahku untuk memberi pelajaran tambahan.
“ Kayla, lo disuruh Pak Imron mendampingi Rio jadi MC acara ultah sekolah “ ujar Yoga ketua Osis kami.
“ Duh, kenapa mesti sama dia sih ! kenapa bukan lo aja ? “ gerutuku karena tahun kemarin kami berdua yang ditunjuk pihak sekolah.
“ Maklumlah selebritis “ goda Yoga seraya tertawa.
Huh, pasti gak enak rasanya berdampingan dengan cowok sombong itu. Gayanya yang sok borju itu membuatku sebal. Gimana bisa aku kerja sama dengan dia ? yang ada malah bikin bete seharian.
“ Kata Pak Imron kita yang jadi MC ultah sekolah “ ujar Rio saat menyambangiku di kelas.
“ Iya “ jawabku singkat.
“ Ini draft acara dari panitia, kita disuruh mempelajarinya.”
“ Iya, nanti aku baca .”
“ Ok, nanti siang kita bahas usai jam sekolah “ putusnya seraya meninggalkanku.
Aku mencibirkan bibirku liat aja gayanya sok bossy gitu. Aku yang udah tahun kedua diberi tugas ini aja santai, kenapa dia yang ribet ? omelku dalam hati.
“ Maklumlah dia khan promosi diri siapa tahu ada sutradara yang nonton khan bisa ditawarin main film “ goda Viona melihat tampang beteku.
“ Pliss deh ! narsis banget tu cowok !” sungutku.
***
Hampir setengah jam Rio membaca draft acara. Sesekali ia memperagakan gayanya bak presenter terkenal. Belum lagi improvisasi yang sedikit dibuat – buat bikin aku tambah sebel melihatnya.
“ Sekarang giliran kamu “ tegurnya membuyarkan lamunanku.
“ Tahun kemarin aku yang ditugasin dan draft acaranya gak jauh beda jadi kayaknya gak perlu latihan “ ujarku menyombongkan diri.
“ Sombong banget kamu !” tegurnya sinis.
Aku tertawa kecil melihat tampangnya yang bete mendengar jawabanku.
“ Rio, kamu kembar ya ?” tanyaku penasaran karena selama setengah jam bersamanya tak kutemukan sedikitpun perbedaan pada dirinya dan Aldo.
“ Kok nanyanya gitu ?” tanyanya heran.
“ Enggak, aku ketemu orang yang mirip banget sama kamu tapi sifat kalian jauh berbeda .”
“ Mirip doang kali !”
“ Pastilah ! gak mungkin Aldo yang kukenal itu kembaran kamu secara dia cowok paling baik yang pernah kukenal.”
“ Aldo itu pacar kamu ?”
“ Bukan, kami bersahabat tapi untung deh dia gak punya sifat kaya kamu “ putusku seraya membersekan lembaran draft acara.
Selama tiga hari aku dan Rio latihan bareng memang banyak sifat dia yang bikin orang lain tidak suka. Egois, gampang marah dan sok bossy. Tak jarang ia memperlakukanku seperti asistennya. Jika bukan karena tugas sekolah aku tidak mau bekerja sama dengannya.
Ultah sekolah berlangsung dengan sukses. Aku sempat takjub dengan cara Rio membawakan acara. Ia seperti seorang presenter handal yang sering kulihat di Tv. Suasana jadi tambah meriah dengan gurauan dan candanya hingga tanpa sadar akupun terbawa larut dalam suasana ceria itu . Aku heran kenapa gayanya itu tak diperlihatkan saat kami latihan.
Banyak teman – temanku bilang kami berdua cocok jadi partner. Pak Imron malah sudah meminta untuk acara ultah tahun depan kami lagi yang dipercaya untuk membawakan acara. Ternyata dibalik sikap arogan dan sombongnya Rio mempunyai talenta sebagai entertainer.
***
Sudah hampir seminggu Aldo tidak kelihatan di terminal. Apa dia sedang sakit ? aku dan Viona tidak tahu harus mencarinya kemana karena selama ini ia selalu merahasiakan tempat tinggalnya. Selagi kami berdua bingung Rio datang dan menarik tangaku.
“ Ada apa ?” tanyaku heran.
“ Aldo kecelakaan !”
“ Aldo ? Aldo siapa ?”
“ Aldo teman kamu yang jadi kondektur di terminal “
“ Ha ? Viona …. ! “ teriakku histeris memanggil namanya.
Ruang serba putih dan seorang dokter yang sedang memeriksa denyut nadi Aldo terpampang di hadapan kami. Tampak kaki Aldo dibalut perban begitu juga pelipisnya. Ia kaget melihat kedatangan kami.
“ Aduh Aldo kenapa jadi gini ? “ teriak Viona histeris sambil memegang tangan Aldo. Ia langsung meringis kesakitan.
Seraya menahan sakit Aldo lalu menjelaskan kalau ia terjatuh dari bus saat akan turun. Kakinya terbentur aspal jalan begitu juga dahinya. Ia sempat pingsan dua hari karena pendarahan hebat. Tapi untunglah semua itu sudah terlewati sekarang tinggal proses penyembuhan.
“ Kok kalian tahu aku disini “ tanyanya heran.
“ Rio yang kasih tahu kami “
Aku seperti tersadar akan sesuatu. Segera kubalikkan tubuh dan menatap Rio yang sedang diam bak patung.
“ Apa kalian berdua … ?” tanyaku ragu.
Rio mengangguk pelan. Aku dan Viona menatap tak percaya akan anggukan Rio.
“ Iya kami saudara kembar “ ujar Aldo pelan.
Lalu mengalirlah cerita dari bibir Rio kalau selama ini hubungannya dengan Aldo tidak akur seperti saudara kembar pada umumnya. Ia kesal melihat sikap orang tuanya yang selalu menilai Aldo lebih pintar dalam segala hal. Padahal ia sudah membuktikan dengan menjadi model dan pemain sinetron bisa membuat orang tuanya bangga. Tapi mereka tetap ingin Rio harus pintar di bidang akademis.
Sikap orang tuanya itulah yang membuat Rio membenci Aldo. Sikap baik Aldo yang memilih tidak memihak siapapun tidak digubrisnya. Ia berubah menjadi orang yang gampang marah dan egois. Sedang Aldo karena tidak tahan dengan sikap Rio memilih untuk menghabiskan waktu di luar rumah dengan menjadi kondektur bus.
Kecelakaan yang menimpa Aldo membuat Rio dan orang tuanya sadar jika selama ini mereka telah bersikap salah. Setiap anak memang ditakdirkan mempunyai bakat dan kelebihan yang berbeda meski mereka terlahir kembar. Hubungan mereka pun kembali baik. Tindakan Rio memberitahu kami soal kecelakaan yang menimpa Aldo merupakan salah satu permintaan maaf atas prilakunya selama ini . Ia berharap kedatangan kami bisa membuatnya bahagia.
“ Jadi lo pilih siapa ? gue sama Aldo ya “ bisik Viona.
“ Apaan sih lo !” bisikku gusar takut terdengar oleh mereka berdua.
“ Apa kita suit aja !” bisiknya lagi tak perduli dengan omelanku.
“ Vionaaa……. !” jeritku kesal sambil mencubit pinggangnya.

***
Dimuat di Majalah Teen november 2009