Senin, 02 Februari 2015

Wisata Pulau Batam : Perayaan Imlek di Vihara Tua Pek Kong



Satu lagi wihara yang terkenal di Pulau Batam yaitu Vihara Budhi Bhakti atau yang lebih dikenal vihara Tua Pek Kong. Vihara ini sudah berdiri kurang lebih dua puluh tahun dan termasuk salah satu vihara tertua di Batam dengan luas sekitar 650 meter persegi. Letaknya sangat strategis di pinggir jalan dengan dua jalur di daerah Nagoya membuat Vihara ini ramai dikunjungi pengunjung yang rutin beribadah.
Vihara ini berbeda dengan Vihara Maitreya yang kubahas di postingan sebelumnya. Arsitektur China pada bangunan ini terlihat jelas dengan banyaknya lampion yang tergantung di dinding ruangan. Warna merah yang mencolok juga menjadikan Vihara ini menarik sebagai salah satu objek pariwisata tidak hanya untuk warga lokal. Turis mancanegara dari Singapura, Malaysia, India bahkan Jepang dan Amerika juga singgah untuk melihat.


 
Sekilas tentang nama Tua Pek Kong atau Hok Teng Ceng Sin (Hokkien )/Tu Ti Pak Kung (Hakka ) adalah Dewa Bumi. Mengutip yang ditulis www.straitsnewsbatam.com  dahulu ia adalah Raja yang adil dan bijaksana. Saat usia tujuh tahun ia sudah belajar bahasa Tionghoa dan ketika remaja ia menjadi pemuda yang baik hati, suka bergaul dan suka menolong rakyat miskin. Pada usia 36 tahun ia menjadi raja yang sangat di sayangi rakyat karena sikapnya yang adil dan bijaksana. Pada tahun 1236  Raja Tua Pek Kong meninggal di usia 102 tahun. Hingga hari ketiga setelah meninggal rakyat masih banyak yang datang melayat. Ajaibnya, wajahnya tidak berubah dan masih seperti orang hidup. Raja pengganti Tua Pek Kong adalah seorang yang kejam dan jahat. Ia suka menyiksa dan menghukum rakyat hingga masuk penjara. Tak ada satupun yang mengeluarkan amarah hingga akhirnya mereka memilih pindah ke negeri lain.
Ada sebuah keluarga yang membuat altar untuk menyembah Tua Pek Kong setiap pagi dan sore. lama kemudian keluarga tersebut menjadi kaya raya. Banyak orang desa yang percaya dan akhirnya ikut menyembah Tua Pek Kong hingga akhirnya mereka sepakat membuat kelenteng. Kian hari makin banyak masyarakat yang datang untuk sembahyang.
Vihara Tua Pek Kong ini dikelola oleh Yayasan Vihara Umat Budha Batam. Berbagai kegiatan spiritual keagamaan di tangani oleh generasi muda Batam. Mereka mengadakan kegiatan rutin tiap minggu seperti Puja Bhakti Umum dan sekolah minggu untuk tingkat SD,SMP dan SMA. Buat yang ingin tahu lebih lengkap tentang agenda acara vihara ini bisa dilihat di sini
Pada bagian samping kiri dan kanan juga belakang terdapat taman yang isinya beberapa replika patung dewa. Ada patung Budha Maitreya juga Dewi Kwan Im. Di setiap dinding luar vihara terdapat relief – relief dewa sebagai hiasan. Taman ini terjaga dengan rapi kerapihan dan kebersihanya hingga pengunjung tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan. Hehe, secara tempat ibadah gitu ya.
 
 
 

 
 
 
 


Dibagian depan berdiri pagoda berukuran besar yang pada bagian bawah terdapat perapian untuk membakar kertas sembahyang. Kertas itu melambangkan sejumlah uang yang dikirim untuk arwah orang tua, kerabat atau nenek moyang yang sudah meninggal.

Tepat di belakang vihara ini ada sebuah bangunan baru yang hari itu masih dalam tahap pembangunan. Mungkin nantinya akan digunakan untuk kegiatan vihara yang semakin banyak dan ramai. Halaman parkir yang luas bisa menampung banyak kendaraan dan tetap dengan kebersihan yang terjaga. Di bagian pinggir terdapat deretan warung makanan mulai dari khas lokal, menu biasa hingga khusus untuk vegetarian.
 
 
Malam itu suasana sangat ramai karena banyak warga yang sedang sembahyang karena bertepatan dengan hari raya Imlek.  Warna merah dan lampu yang terang terlihat dari dalam Vihara. Jadiii .... aku mejeng lah sebentar yaaaa ... hihihi

Tidak ada komentar :

Posting Komentar