Senangnya karena sabtu tanggal 21
November 2015, aku dapat undangan Gala Premiere nonton film " Brush with danger ". Ini pertama kalinya aku dapat undangan nonton premiere film di Cinema
XXI Epicentrum Walk, Jakarta Selatan. Norak ya? Biarin! Selain waktunya yang pas karena hari libur.
Aku juga senang karena ditemenin hubby, jadi bisa sekalian malam mingguan dong.
Film yang kutonton kali ini
sangat spesial, kenapa? Karena film dibuat oleh Livi Zheng, wanita cantik asal
Malang, Jawa Timur kelahiran 26 tahun silam. Ya benar! Film karya sineas muda
ini sudah beredar di Hollywood sejak tahun 2014 bahkan masuk nominasi piala
Oscar dalam kategori Best Picture. Selain
sebagai sutradara Livi Zheng juga produser dan pemeran utama pada film
ini. Adiknya Ken Zheng merupakan penulis
skenarionya. Sungguh kompak kedua kakak beradik ini.
Film ini bercerita tentang dua
kakak beradik yaitu Alice Qiang ( Livi Zheng ) dan Ken Qiang ( Ken Zhen ) yang
merupakan imigran gelap dari China yang masuk ke Amerika memakai kontainer. Keduanya
mempunyai bakat bela diri namun bedanya Alice lebih menyukai dunia melukis
daripada mempertajam ilmu bela dirinya sedangkan adiknya lebih suka berkelahi.
Bertahan hidup di Amerika
tidaklah mudah. Di hari pertamanya bahkan harus memungut roti di tempat sampah
untuk mengganjal perut. Saat mereka
menemukan sebuah taman tempat penduduk lokal berjualan, Alice mencoba menjual
lukisan karyanya yang dibawa dari negara asalnya. Sayang, tidak satupun yang
berminat untuk membeli. Melihat banyak
orang yang lebih kreatif akhirnya Ken memamerkan ilmu bela dirinya untuk
menghibur pengunjung sekaligus kakaknya. Alhasil, mereka terpesona dan rela
memberikan sejumlah uang.
Keesokan harinya seorang pria
bernama Justus Sullivan ( Norman Newkrik ) tanpa sengaja melihat atraksi
mereka. Dia lebih tertarik setelah melihat hasil lukisan Alice dan mengundang
mereka untuk makan malam serta memamerkan galeri seninya. Justus memberikan penawaran untuk membantu
menjual lukisan Alice dengan sistem bagi hasil. Tak hanya itu Justus juga
menawarkan mereka tempat tinggal dan membujuk Ken untuk mengikuti kompetisi
bertarung yang bisa menghasilkan banyak uang. Kehidupan mereka berangsur
membaik karena Alice bisa fokus melukis untuk mengejar mimpinya sebagai pelukis
terkenal.
Konflik dalam film ini bertambah
saat seorang detektif Nick Thompson ( Nikita Breznikov ) menemukan sesosok mayat gadis asia tanpa
identitas di tepi pantai. Kecurigaanya semakin
tinggi saat bertemu Alice di toko yang menjual peralatan melukis. Sementara itu,
Justus membujuk Alice untuk melukis ulang lukisan klasik milik pelukis terkenal
Van Gogh. Meski awalnya menolak, namun
rayuan Justus membuat hatinya luluh dan menyanggupinya.
Sayangnya, Lukisan asli tapi
palsu Alice ini membawa bencana bagi kedua kakak beradik ini. bagaimana mereka melepaskan diri dari Justus?
Apa hubungan Alice dengan detektif Nick Thomson? Siapakah mayat gadis asia yang
ditemukan di pinggir pantai?
Film yang berdurasi kurang lebih
90 menit ini adalah sebuah film laga yang tidak menghadirkan sadisme,
kebrutalan atau banjir darah dimana – mana seperti layaknya film laga
Hollywood. Oh ya, di film ini tertulis untuk
13 tahun keatas. Jadi, masih layak jika ingin mengajak anak – anak untuk menonton.
Namun menurut aku, kualitas akting Livi Zheng sebagai pemeran utama masih
kurang. Aku tidak bisa membedakan kapan
dia senang, sedih, marah atau bahagia karena raut wajahnya terlalu datar dan
kaku. Hm, apa mungkin memang seperti itu ya tuntutan karakternya? adiknya Ken Zheng, lebih bagus karena
karakternya yang ceria. Aku justru menyukai akting Norman Nekkrick yang sukses
membuatku kesal karena sangat licin dan jago memperdaya orang lain.
Apapun itu, aku tetap saangaaat
bangga dengan film ini karena jarang sekali karya anak bangsa bisa berkibar
bahkan tembus di kancah film internasional sekelas Piala Oscar. Hasil kerja keras Livi Zheng saat awal terjun sebagai
kru dan pemeran pengganti membuatnya belajar segala hal tentang film. Persaingan industri film di Amerika sangatlah ketat namun
ia tidak pantang menyerah. Ia akan terus belajar untuk membuat film agar lebih
baik lagi. Bahkan ia berniat untuk menjadikan Indonesia, tanah kelahiranya
sebagai tempat syuting.
Jadi, mari kita dukung karya anak
bangsa agar bisa terus berkarya dan berkibar di dunia Internasional dengan
menyaksikan film ini di bioskop mulai tanggal 26
November 2015.
sumber foto : www.brushwithdanger.com/ koleksi pribadi
waah kaka adik yang keren dan kompak
BalasHapushebat yaa karyanya bia mendunia. saluuut
iya mbak, salut sama kerja keras Livi dan Ken hingga berhasil membuat film ini tembus di pasar hollywwod
Hapusoverall filmnya bagus unggul dalam hal cerita dan laga, sayang pengemasannya cenderung flat
BalasHapus