Selasa, 25 Februari 2014
My Diary : Unforgettable Memories with you
Seperti kata pepatah " Hidup adalah sebuah pilihan" saat memilih jalan yang menurut kita baik, maka yang terjadi selanjutnya Insya Allah akan berakhir dengan baik. begitupun yang terjadi saat aku menuliskan kenangan penuh indah ini.
Tanpa terasa sudah dua tahun aku menjalani hidup sebagai anak rantau. pengalaman yang sudah kuimpikan sejak lama karena ingin merasakan bagaimana hidup, mengatasi masalah dan mengambil keputusan sendiri. Saat Allah memberikan kesempatan, aku sama sekali tidak menyangka jika sampai harus menyebrang samudra yang jaraknya ratusan kilometer dari tanah kelahiranku Jakarta. Ya, Pulau Batam menjadi tempat tinggalku selama dua tahun terakhir. di sini aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam managemen building.
Selasa, 04 Februari 2014
Serunya menonton Pesta Rakyat di Batam
Hai guys, Sabtu tanggal 26 Januari 2014 lalu aku dan Dina memenuhi undangan salah satu
pejabat Kepulauan Riau yaitu Wakil Gurbernur Kepri Bapak Soerya Respationo. Hm,
sebenarnya sih nggak diundang secara resmi pake undangan gitu, tapi beliau
secara terbuka mengajak seluruh warga kota
Batam untuk menikmati keramaian dan riuhnya pesta rakyat yang diadakan dalam
rangkaian acara pernikahan putri keduanya, Dwi Ajeng Sekar Respati dengan Anggy
Auliawan.
Kamis, 23 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Daratan Merdeka
Saat mengunjungi Central Market atau Pasar Seni, kami
sengaja berjalan kaki melalui Daratan Merdeka atau Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. Lapangan ini
dibuat untuk memperingati hari kemerdekaan Malaysia. Di area ini berdiri beberapa bangunan tua yang merupakan
peninggalan sejarah sebagai bukti berakhirnya penjajahan Inggris. Sebagian besar gedung tua ini berasitektur
sama bergaya Moghul.
Kamis, 16 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Menara Petronas
Setelah puas
berbelanja dan berkeliling ke Central Market atau Pasar Seni kami melanjutkan
perjalanan menuju Menara Petronas. Dari halte MRT Pasar Seni kami membeli tiket
menuju KLCC. Perjalanan hanya di tempuh dalam hitungan menit hingga kami sampai di halte KLCC. Menara KLCC
berada di Jalan Ampang dan Jalan Chulan yang merupakan pusat Kuala Lumpur. Menara ini pernah menjadi salah
satu bangunan tertinggi di dunia dan memiliki ketinggian hampir 452 meter
diatas permukaan tanah dengan 88 tingkat. Luas bangunan sekitar 341.760 meter
dengan arsitektur menawan yang menjadi tujuan para wisatawan.
Senin, 13 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Central Market
Pintu masuk |
Hari ini kami
mengunjungi Central Market atau Pasar Seni.
Sebenarnya jika di tempuh menggunakan kereta komuter atau LRT tempat ini tidak begitu jauh dari Halte
Mesjid Jamek tempat pemberhentian menuju
hotel. Kami memilih menyusuri jalan bagian belakang untuk menikmati keindahan kota. Jarak tempuh yang lumayan jauh
sebenarnya membuat kaki pegal namun itulah seninya traveling.
Central Market
letaknya berdekatan dengan China
Town Petailing Street dan Sungai Wang. Pasar ini
dibuka setiap hari dari jam 10.00 – 22.00. Sejarah Pasar ini dimulai dari tahun
1888 saat Inggris menduduki Malaysia
dan membangun pasar tradisional bagi masyarakat di sekitar Kuala Lumpur. Pasar ini dulunya menyediakan
berbagai macam kebutuhan sehari – hari mulai dari sembako hingga kebutuhan
sekunder. Di tahun 1957 saat Malaysia
berhasil merdeka dari Inggris langsung mengalami kemajuan dalam membenahi kota Kuala Lumpur. Awalnya Central Market sempat ingin dibongkar
oleh pemerintah namun protes dari Malaysia Heritage Society membuat petisi dan
berhasil menggagalkan rencana tersebut. Akhirnya Central Market di tetapkan
sebagai salah satu situs bersejarah.
suasana riuh di pintu masuk |
Bangunan
Central Market berwarna biru muda disertai tulisan Central Market Since
1888. Halaman parkir ini tidak seberapa
luas namun cukup rapi. Di bagian kanan tampak tenda – tenda pedagang yang
berjualan sepatu atau baju. Masuk ke dalam suasana lebih riuh karena kami
bertemu dengan segerombolan anak sekolah yang sepertinya sedang study tour
karena mereka terlihat sibuk mengatur tugas.
Meja informasi |
Meja informasi
yang di jaga oleh dua orang petugas terdapat di depan pintu masuk. Di sini kami
bisa mendapatkan peta kota Kuala
Lumpur dan Jalur MRT atau bus untuk berkeliling kota. Petugas yang sepertinya berkebangsaan India
menerangkan dengan bahasa melayu
beberapa jalan dan tempat yang belum kami pahami. Melihat toko yang menjual beragam souvenir
membuat kami tidak sabar lagi untuk segera mencari oleh – oleh. Harga disini jauh lebih murah daripada di
toko souvenir saat di genting highlands. Contohya 1 paket gantungan kunci isi lima bisa dibeli seharga
RM 10 dengan kualitas yang cukup bagus. Tempelan kulkas isi tiga seharga RM 10.
Patung unik dan miniatur menara petronas berukuran mini seharga RM 15. Boneka –
boneka lucu, dompet koin, pensil hingga kipas tangan dijual mulai dari RM 10.
Toko menjual pernak pernik |
Suasana di dalam pasar |
Kami menyusuri
lebih dalam dan mendapati banyak toko yang menjual hijab berbagai warna dan
bentuk. Toko yang menjual pakaian melayu, modern hingga batik. Hmm … batik
disini coraknya tidak berbeda jauh dengan batik milik Indonesia. Suasana yang nyaman,
rapi dan bersih serta pendingin yang cukup membuat kami betah berlama – lama
untuk bernegosiasi dengan para pedagang. Awalnya aku ingin membeli beberapa
coklat yang biasanya di impor untuk di jual di mall seputaran Batam namun
setelah menghitung dengan kurs rupiah yang berlaku saat itu nilainya ternyata
sama. Akhirnya aku hanya membeli beberapa batang saja sebagai camilan di
perjalanan.
suasana dalam pasar |
Jumat, 10 Januari 2014
Traveling to Malaysia : Genting Highlands
Jalan – jalan
kali ini aku dan teman – teman berkunjung ke negeri Jiran, Malaysia. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah
Genting Highlands alias Dataran Tinggi Genting. Kalo di Indonesia semacam
daerah Puncak – Cisarua kali ya. Untuk menuju
Genting kami harus naik bus melalui terminal Pudu Raya. Terminal ini terletak
di Jalan Pudu bersebelahan dengan kawasan China Town.
Terminal ini belum lama di renovasi dan berubah menjadi tempat yang cukup mewah
untuk ukuran sebuah terminal bus.
Kebayang dong sebuah terminal bus
terdiri dari tiga lantai dan di lengkapi AC juga karpet lantai. Platform juga
terpisah seperti saat akan naik pesawat. Tempat pembelian tiket yang dingin,
berkarpet merah dengan loket yang rapi dan bagus mengingatkan kami jika ingin
membeli tiket menonton di bioskop 21.
Jumat, 06 Desember 2013
Wisata Pantai Melur, Pulau Galang
Main ke pantai lagi yuukssss ……
Pantai kali ini adalah Pantai
Melur, Pulau Galang yang terletak di Jembatan 5 Barelang. Pantai ini hanya
berjarak satu kilometer dari Kampung Vietnam
dan jaman dahulu sempat di lalui para pengungsi dari Vietnam kala konflik perang saudara
di negara tersebut meletus. Masyarakat pulau Galang menyebut pengungsi Vietnam dengan
sebutan “ Manusia Perahu”.
Rabu, 04 Desember 2013
Wisata Kampung Tua Melayu
![]() |
Kali ini aku dan teman – teman
kembali menyusuri sebagian kampung tua yang berada di Batam. Kampung ini bernama Kampung Tua Melayu yang
termasuk dalam kelurahan Batu Besar, Nongsa. Menurut cerita orang yang pertama
kali menetap dan membuka lahan pada kampung ini adalah M. Akib seseorang yang
berasal dari Malaka, Malaysia. Hingga akhir hayatnya beliau meninggal dan
dimakamkan di kampung ini. Anak keturunan, kerabat dan saudara yang tersisa masih setia
menetap sebagai penduduk asli. Saat ini
pendatang dari berbagai daerah sudah menjadi bagian dari penduduk. Kebanyakan
dari mereka berasal dari Tanjung Uban, Pulau Ngenang, Pulau Bintan atau daerah
lainya di sekitar kepulauan Riau.
![]() |
Gapura |
Kampung ini tidak jauh berbeda
dengan kampung tua lainya. Di pintu masuk juga terdapat pigura yang menandakan
keberadaanya. Masuk lebih dalam akan banyak di temukan deretan rumah penduduk
bergaya sederhana atau modern. Terlihat banyak orang tua yang sedang duduk
merajut jaring untuk menangkap ikan dan anak - anak yang tampak riang bermain bersama. Pohon kelapa yang bertebaran menghiasi
sepanjang jalan. Sekolah dasar, klinik, balai desa hingga mesjid tersedia sebagai sarana bagi penduduk.
![]() |
Pemukiman penduduk |
![]() |
Pemukiman penduduk |
![]() |
Mesjid |
![]() |
Keceriaan anak - anak |
Pada bagian tengah kampung
terdapat cagar budaya berupa rumah adat yang disebut Rumah Melayu Limas
Potong. Rumah ini menjadi salah satu
daya tarik bagi wisatawan yang ingin berkunjung dan dibangun sesuai ciri khas
tanah melayu. Pada bagian atasnya terdapat profil lebah bergayut . Di bagian
depan terdapat tangga yang menhubungkan dengan balkon. Rumah ini berbentuk
rumah panggung yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah.
Dinding rumah terbuat dari papan yang disusun dan di cat berwarna coklat muda
lengkap dengan jendela yang dihiasi ukiran khas melayu. Pilar bagian depan
rumah di cat berwarna putih. Halaman samping di tumbuhi rumput hijau dan di
halaman depan terdapat rimbunan bunga aneka warna. Rumah ini dikelilingi pagar
pendek besi namun tidak dalam keadaan
terkunci sehingga pengunjung hanya perlu mendorong untuk membukanya.
![]() |
Obyek Wisata |
![]() |
Rumah Limas Potong |
![]() |
Rumah tampak samping |
![]() |
Rumah tampak belakang |
Di ujung kampung ini terdapat
pantai yang cukup dikenal bagi penduduk pulau Batam yaitu Pantai Melayu. Pantai ini biasanya ramai jika akhir pekan atau hari libur. Tiket masuk
hanya Rp 5.000/orang dan sudah bisa menikmati sajian live music berupa organ
tunggal pada panggung yang tersedia. Pengelola pantai sengaja membangun
banyak gazebo sebagai tempat berteduh dengan menyewa Rp 25.000. Penyewaan ban juga tersedia untuk anak – anak
yang ingin berenang. Beberapa perahu nelayan tampak bersandar di sekeliling pantai. Perahu ini jika hari libur sering di sewa pengunjung untuk berkeliling ke seputaran pantai. Sangat menguntungkan karena bisa menjadi lahan tambahan baru bagi penduduk sekitar.
![]() |
Suasana Pantai Melayu |
![]() |
Suasana Pantai Melayu |
![]() |
Deretan perahu nelayan |
Agak disayangkan kebersihan
pantai ini kurang terjaga. Terlihat tumpukan sampah dan reruntuhan sabut dan
pohon kelapa di berbagai sudut. Saat berenang agak ketengah dapat ditemukan kerang berbagai bentuk yang unik dan bisa dibawa pulang sebagai hiasan. Meski begitu pantai ini tetap menjadi salah
satu tenpat wisata yang banyak dikunjungi karena letaknya tidak terlalu jauh
dari pusat kota
Batam.
Senin, 02 Desember 2013
Rusunawa BPJS Ketenagakerjaan Bumi Lancang Kuning
Times go by so quickly … ternyata hampir dua tahun aku menjadi anak rantau. Pernah sih terpikir jadi anak kos yang tinggal jauh dari orang tua tapi pengenya di seputaran pulau Jawa supaya bisa mudik sesuka hati. Siapa dinyana tawaran justru datang dari seberang samudra yang jauhnya ratusan kilometer yaitu Pulau Batam. Saat itu yang kutahu tentang Batam hanya kota industri, pasar bebas dan biaya hidup yang serba mahal.
Tanggal 23
Januari 2012 aku tiba di bandara Hang Nadim, Batam di jemput oleh Chandra, adikku.
Hari itu bertepatan dengan Imlek alias tahun baru cina jadi ia membawaku
keliling kota
untuk melihat banyak lampion yang bertebaran karena hampir sebagian besar
pertokoan dan kawasan bisnis disini dimiliki oleh warga keturunan cina. aku juga di ajak
menikmati kota
Batam dari dataran tinggi yang biasa disebut Bukit Senyum.
Kamis, 21 November 2013
Wisata Kampung Tua Teluk Mata Ikan
Jalan – jalan kali ini aku dan
teman – teman mengunjungi kampung tua yang berada di Pulau Batam. Menurut data statistik
pemerintah kota,
Pulau Batam memiliki sekitar 36 kampung tua. Kampung ini sudah berdiri puluhan tahun
silam sebelum kota
Batam ramai dan sukses seperti sekarang. Penghuni kampung ini kebanyakan warga
melayu asli yang satu sama lainya masih terikat kekerabatan. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai
nelayan. Hasil laut yang mereka dapat
akan di tampung untuk dijual ke seputar pasar dan supermarket di sekitar Batam.